“Kedatangan kami ini, tidak lain tidak bukan hanya ingin silaturahmi tetapi sekaligus menjalin kerjasama antara dinas pekerjaan umum (PU) NTT dengan dinas pekerjaan umum (PU) kabupaten Malaka guna secara bersama berkontribusi dalam membangun Malaka sesuai dengan bidang tugas masing-masing”, ujar Bupati Simon yang didampingi kadis PU (Yohanes Nahak), Plt. Dinas Pendidikan (Yohanes Klau), dan Plt. Dinas Pertanian Malaka (Vinsen Kapu).
Bagi Bupati Simon, kehadirannya bersama jajaran bukan merupakan suatu kebetulan namun tentu ini merupakan berkah dari Tuhan, leluhur dan alam semesta, karena ditengah pandemi ini kita masih diberi kesempatan untuk bertemu. Saya yakin, ini sesuatu yang luar biasa karena ditengah kesibukan kita punya kesempatan untuk berdiskusi secara langsung untuk menyelesaikan persoalan secara bersama-sama.
“Kadang kita hanya sebatas mendengar apa yang disampaikan orang yang belum tentu benar atau sebaliknya, yang penting lihat tampangnya entah dia mengerti itu atau tidak itu tidak jelas, karena itu gaya lama kami tetap gunakan apapun tantangan kita tidak bisa terlena dengan tantangan itu tetapi mari kita sikapi, kita diskusikan, lalu eksekusi supaya ke depan kita bisa membangun propinsi kita dan khususnya di kabupaten Malaka”, tandas Bupati Simon
Secara khusus kehadiran kami ini, sambung Bupati Simon, sesungguhnya kami ingin supaya setiap program kerja kami bisa mencapai hasil yang maksimal yakni berhasil walaupun kami kerja dalam waktu yang begitu singkat.
“Perlu kami sampaikan bahwa program pertama kami itu adalah salah satunya relevan dengan dinas PU adalah yang berkaitan dengan jalan dan irigasi”, ungkap Bupati Simon.
Mengapa jalan dan irigasi? “Saat ini saya sedang merancang program swasembada pangan. Dalam mana swasembada pangan ini, kita tidak hanya bicara di hilir tapi harus memulai dari hulu dan hulunya itu adalah kita ingin menyiapkan saluran primer maupun sekunder yang cukup memadai sehingga ke depan program ini bisa berhasil. Dan soal saluran itu pekerjaannya dinas PU”, terang Bupati Simon.
“Saya sudah instruksikan kepada kawan dipertanian agar membuat inovasi baru bukan hanya ikut-ikutan gaya dulu. Misalkan, ribuan hektare tanah kecamatan yang satu, hanya ditanami berbagai jenis pisang sehingga begitu orang mau cari pisang langsung mendatangi kecamatan tersebut. Begitu pula di kecamatan lainnya hanya padi, dan di lain kecamatan ada kacang dan sebagainya setiap kecamatan beda produk pertanian atau pun ternaknya”, terang Bupati Simon.
Dan Untuk Malaka, lanjut Bupati Simon, sudah disiapkan brandnya adalah ada brand beras nona Malaka. Dan satu lagi brand yang harus diproses yakni Malaka terkenal sekali dengan kacang lakateu. Itu kacang hijau yang brandnya cukup direspon oleh bapak dirjen tanaman pangan juga Kadis pariwisata NTT yang sudah memberikan kami bantuan untuk memproduksi.
“Kami punya lahan itu tidak sedikit, kami punya 5 kecamatan yang hampir rata-rata daerah persawahan dan ini kita tidak mau mengabaikan pemberian Tuhan kepada kita, lewat alam yang begitu subur, air yang begitu melimpah, tinggal saja manajemen tata kelolanya yang mesti baru”, urai Bupati Simon.
Soal gedung untuk memproduksi inikan terkait bangunan artinya semua bangunan fisik kemudian semua saluran irigasi untuk pertanian tidak boleh dipisahkan dengan Dinas PU. Contoh jalan untuk masuk atau disebut jalan usaha tani adalah Dinas PU yang harus mengerjakan jalan kendatipun usaha tani itu berkaitan dengan dinas pertanian.
Bupati Simon minta agar Kadis PU bisa membangun ruas-ruas jalan yang belum dibangun, sementara untuk ruas jalan yang sudah dibangun kami minta ijin memasang traffic light (lampu lalulintas) sudah mendapat respon cepat dari Kadis.
“Ini dilakukan mengingat ruas jalannya adalah ruas jalan provinsi jadi secara etika harus mohon ijin meskipun itu wilayah kekuasaan Malaka”, ucap Bupati Simon sembari sampaikan terima kasih kepada Kadis PU NTT.
Atas respon begitu cepat dari Kadis PU NTT maka Bupati Simon menyatakan bahwa sudah dsiapkan hari ketetapannya yaitu awal bulan Agustus traffic light sudah dipasang sepanjang jalan, termasuk jalan-jalan provinsi.
Menurut Bupati Simon Malaka itu sebetulnya nama leluhur yang berarti menyala tapi kalau Pa kadis berkunjung ternyata Malaka masih gelap, inikan tidak sesuai dengan filosofi namanya. Apanya yang menyala kalau dia gelap terus.
Inilah model-model program pembangunan di Malaka yang harus dieksekusi, sehingga saya sengaja mengajak mereka (kadis PU, Plt. Dinas pendidikan dan Plt. Dinas Pertanian Malaka) untuk sama-sama kita mohonkan bantuan dari dinas PU NTT untuk memperbaiki beberapa jalan provinsi yang sudah harus diperbaiki.
“Katakanlah harusnya dari Malaka ke Belu-Atambua itu hanya butuh waktu 1,5 jam namun karena jalannya rusak butuh waktu sampai 2, 3 jam.
Tentunya Ini memperhambat pergerakan-pergerakan ekonomi atau bisnis sehingga kami perlu memohon untuk direspon oleh Pak Kadis PU NTT bersama jajaran sehingga mungkin bisa segera perbaiki ruas-ruas jalan yang jadi kewenangan provinsi”, tandas Bupati Simon
Sedangkan yang menjadi kewenangan pusat kami mohon dukungan dari provinsi supaya sama-sama elok dan sebaiknya juga kami langsung ke pusat tapi baik juga kalau kadis PU juga mengetahui bahwa jalan pusat perlu diperbaiki karena bicara Malaka itu bukan hanya sekedar salah satu kabupaten yang ada di NTT tapi lebih dari itu orang selalu melihat Malaka sebagai kabupaten perbatasan dengan dua negera yang memang harus dibangun.
Dan soal ini patut kami berterima kasih kepada Bapak Presiden Jokowi yang sudah membangun pos lintas batas Negara sekaligus ada dengan stadion yang cukup besar dan walaupun belum selesai.
Kepada Kadis PU NTT, Bupati Simon sampaikan ada dua tugas yang kami mohon bantuannya, satu jalan provinsi dari Belu ke Malaka dan kemudian ada perbaikan atau penyelesaian pekerjaan stadion yang cukup besar yang sudah dibangun tapi belum selesai sehingga beberapa hari ini saya pantau kesana yang ada itu rumput dan pohon-pohon liar yang tumbuh di tengan lapangan.
“Nah inikan uang Negara yang tidak dimanfaatkan saya sebagai Bupati merasakan aroma manfaatnya bagi masyarakat. Begitu juga dengan pos lintas batas yang sudah dibangun oleh PU pun kami mau sampaikan kepada Bapak Kadis dan kawan-kawan bahwa akan kami manfaatkan juga untuk tempat destinasi”, pinta Bupati Simon.
Bupati Simon juga meminta agar wisma yang cukup bagus milik Pemprov NTT tidak dipakai karena pandemi covid-19, kalau bisa kami akan manfaatkan untuk sementara untuk isolasi kawan-kawan atau korban yang terpapar Covid-19.
Mengenai pos lintas batas sesuai anjuran Bapak Presiden Jokowi, kami sudah kerjasama dengan Jakarta dengan badan pos lintas batas Negara, dengan tujuan untuk buka pasaran tradisional setelah kondisi pandemi membaik.
“Konsep pasar tradisional sudah dirancang dan direncananakan akan dibuka setiap hari Senin dan Rabu pagi, ini disesuaikan.