Betun,jurnal-NTT.com -“Mungkin dulu orang tidak memperhitungkan, mungkin dulu orang meremehkan, mungkin dulu orang sangar sekali, mukit ten ne at nalo nola sa, oi at ne at nalo nola sa, ia to balu kisu kidun no bah emi no tapi oras ne hau katak emi politik sudah selesai. Keluarga tidak bisa baku buang, laran moras tebes tapi tau lia soin bah gitu. A kanarak ema ne ema kalah tian kanarak momo ema ne at moi malo sha”, Ungkap Bupati Simon saat mengawali sambutannya, di Rumah Adat Nai Soi, Jumad (9/7/2021).
Baca Juga : Demokrat NTT Serahkan Surat Perlindungan Hukum dan Keadilan ke PTUN Kupang
Dalam sambutannya Bupati simon berpesan, tidak perlu marah, tidak perlu kesal, tidak perlu kecewa, sampai harus memutuskan hubungan keluarga itu tidak perlu. Justru kita berterima kasih karena meskipun disana dia tidak memilih kita, tetapi kemudian kita dipercaya oleh mayoritas masyarakat Malaka untuk menjadi pemimpin.
“Sedari dulu selalu saya katakan saya tidak setuju dengan politik balas dendam, selesai politik selesai. Ta’u tunin we tunin, lia hotuk-hotuk habusik ba. Bei sia tua no nurak mak uluk rodi la’o liu onan sekarang kita buat satu barisan. Sekarang kita satu untuk bisa membangun Rai Malaka. sekali lagi saya tegaskan tidak ada istilah politik balas dendam dalam kamus kehidupan saya”, tegas Bupati Simon.
Bupati Simon menekankan keluarga tetap keluarga, adat tidak bisa kita baku buang, tidak mungkin itak te sia fila hai ita tapi namate ita titu bania toh tidak mungkin. Ita lun pasti sai no jadi hentikan semua polemik-polemik, fiksi-fiksi, pandangan-pandangan, yang menyesatkan sendiri apalagi harus ribut-ribut sampai berurusan dengan Polisi karena salah dan bisa masuk penjara.