Betun,jurnal-NTT.com – Kepala Desa (Kades) Nauke Kusa, Anselmus Dully Berek (ADB) dan Kades Kapitan Meo, Antonius Yoseph Tuna (AYT) resmi dilaporkan ke Polres Malaka dengan Laporan Polisi Nomor: STPL .31/VII/2021/NTT/Res Malaka/Sek Laenmanen. Kedua Kades itu dilaporkan oleh Ketua Aliansi Rakyat Anti Korupsi Indonesia (Araksi) pada Kamis (22/07/2021) karena diduga melakukan penghinaan dan tindak kekerasan terhadap Ketua Araksi dan wartawan media Sepang Indonesia, Jho Kapitan.
Demikian disampaikan Ketua Araksi, Alfred Baun yang dikofirmasi tim media ini melalui telepon celulernya pada Kamis (22/07/2021) pukul 17.26 Wita terkait beredarnya potongan video penghadangan mobil Ketua Araksi oleh dua oknum Kades preman tersebut di sekitar wilayah Eokpuran, Kecamatan Laenmanen, Kabupaten Malaka pada Kamis (22/07/2021) pukul 16.26 Wita.
“Kami telah laporan kedua orang Kades itu (Kades Anselmus Dully Berek dan Kades Antonius Yoseph Tuna, red) ke Polsek Laenmanen karena telah melakukan penghinaan dan kekerasan kepada kami,” tandasnya.
Menurut Alfred Baun, kedua oknum kades tersebut telah menghina dan mengancamnya di depan publik ketika menjalankan tugas sebagai Ketua ARAKSI.
“Padahal niat saya saat berpapasan di jalan itu, tujuannya untuk menyapa kedua orang Kades tersebut. Saya kenal Kades Kapitan Meo, dan saya ingin menyapa sekaligus mau sepakat waktu bersama dengan Kades Kapitan Meo untuk besok bisa lakukan investigasi terhadap masalah dana Desa,” jelasnya.
Alfred Baun mengatakan, bahwa komunikasi dirinya saat berpapasan dengan sang Kades AYT di jalan ternyata tidak direspon dengan baik. Malah sebaliknya sang Kades itu mengancamnya dengan kata-kata penghinaan dan kekerasan. Sementara sang Kades Nauke Kusa, ADB yang saat itu bersama-sama dengan Kades Kapitan Meo langsung menyerobot pembicaraannya dengan AYT dan memukul kendaraan Bumdes pelat merah yang di kendarai oleh keduanya (oknum Kades , red) itu.
“Saya melihat reaksi Kades Nauke Kusa ini sebenarnya sudah punya niat untuk melakukan tindakan kekerasan terhadap saya. Hanya saja tidak luapkan kepada saya, tetapi dialihkan ke kendaraan yang mereka tumpangi, ” terangnya.
Pada saat itu, lanjut Alfred Baun, kunci mobil miliknya juga diambil dan disembunyikan oleh Kades ADB. “Atas dasar apa Kades Nauke Kusa itu mencopot kunci mobil saya dan disembunyikan. Lalu Ia menyangkal kalo (kalau) bukan dia yang mengambil kunci mobil saya. Perlakuan mereka kepada saya itu membuat saya merasa terhina dan dipermalukan di depan banyak orang,” katanya.
Ketua Araksi itu lanjut mengungkapkan bahwa dirinya telah menyampaikan kepada Kasatreskrim Polres Malaka agar laporannya segera ditindaklanjuti sesuai Undang-Undang KUHP yang berlaku yakni pasal penghinaan.
Sementara itu, Wartawan Sepang Indonesia, Jho Kapitan yang dikonfirmasi tim media ini dihari yang sama menyampaikan, bahwa dirinya ketika itu satu arah dengan mobil Araksi yakni dari arah Desa Kapitan Meo. Ketika sampai di sekitar wilayah Eokpuran, mobil Ketua Araksi tiba-tiba dihadang oleh Kepala Desa Kapitan Meo, AYT dan Kepala Desa Nauke Kusa, ADB.
Pada saat itu juga, dirinya langsung mengabadikan moment itu dengan mengambil vidio. Namun, Kepala Desa Nauke Kusa (ADB) berjalan menuju arah Jho Kapitan dan mendorong serta mencekiknya. “Kamu darimana? Kenapa vidio – vidio saya? Kamu izin di siapa vidio saya? Tanya kades Nauke Kusa ke wartawan,” jelas Jho Kapitan mengulang kalimat ADB.
Menurut Jho Kapitan, setelah Kades Nauke Kusa (ADB) mendorong dan mencekiknya, Kades ADB berjalan balik ke arah mobil Bumdes (plat merah) yang dibawa oleh kades ADB. “Saya hidup satu kali, mati satu kali, kamu mau tulis silahkan!” ujar Jho Kapitan mengulang kalimat yang diucapkan kades ADB.
Sedangkan oknum Kades Kapitan Meo (AYT), lanjut Jho Kapitan, sementara berdiri bersama beberapa orang dan Ketua Araksi di dekat mobil yang dikendarai Ketua Araksi.
“Oknum Kades Kapitan Meo (AYT) lalu mengatakan, “sudah, pak Alfred kapan mau ketemu saya, saya siap tunggu!” jelasnya. (tim)