Lalu Pada jaman penjajahan Jepang, hadirlah leluhur kami namanya Nahak Amerika, yang mana kuburannya sampai sekarang masih ada. Alampun menyetujui yang ditandai dengan ayam berkokok saat Bupati menuturkan kisah ini, yang artinya menyetujui. Ini fakta bahwa ada seorang nama Nahak Amerika.
Lalu tentu orang bertanya kenapa pada jaman itu sudah disebut Nahak Amerika? Kita tidak mengerti tetapi ketika beliau masih hidup dia datang dengan beberapa teman orang Asing dan bisa berbahasa inggris lalu orang bertanya itu bahasa apa? Ia menjawab Bahasa Amerika.
Konon ceritanya, waktu itu Jepang sangat mengincar beliau (Nahak Amerika) harus dihabiskan karena ketika Ba’I Nahak meninggal mewariskan tongkat kekuasaan untuknya supaya melanjutkan perjuangan ini, “terus berjuang melawan penjajah, tumpaskan penjajah yang ada di tanah Malaka” pesan Ba’l Nahak kepada Nahak Amerika.
Warisan tongkat kekuasaan inilah yang menjadi dasar perjuangan Beliau untuk berjuang, berperang, melawan Jepang. Dari tempat ini, kata Bupati Simon, daerah kelahiran saya Wewiku, dan tepatnya disebuah pohon jambu (kalau orang wewiku sebut dengan Ai Malae) lebih terkenal lagi dengan Ae Malai Kau. Dan di tempat itulah kuburannya Nahak Amerika ada di situ.
“Kuburannya berupa Sumur, karena dia (Nahak Amerika) dimasukan ke sumur, karena dengan segala macam senjata ditembak juga tidak mempan, dipotong juga tidak mempan, akhirnya dia minta untuk dimasukan saja di sumur”, tutur Bupati Simon
Nahak Amerika membeberkan kepada orang Jepang, kalau mau supaya leher saya itu putus dari kepala saya, caranya ambil kelewang saya lalu sentuh betis orang yang mau membunuh saya, biarkan darah yang keluar dari betisnya dioleskan ke kelewang sedikit baru tebas ke leher saya maka bisa putus.
Ternyata benar. Setelah orang jepang mengikuti petunjuk tersebut akhirnya lehernya pun putus oleh kelewang, sehingga kepalanya terpisah dari badanya namun dia masih terus berbicara dan menuntut bahwa dirinya harus memerdekakan Malaka. “saya harus menumpaskan penjajahan dari bumi Malaka”, teriak Nahak Amerika padahal kepalanya sudah lepas dengan badan.
Itu yang terjadi, kata Bupati Simon, sehingga sejak itu saya mulai tumbuh besar dengan semangat perjuangan Nahak Amerika. “orang Wewiku sering mengatakan bahwa untuk Malaka kami hanya mengenal dan mengakui tiga Nahak, ada nahak Maroe Rai, Nahak Amerika, dan Nahak Ulu Simon”, ungkap Bupati Simon
Itu sebuah cerita yang sampai sekarang, orang Malaka sangat percaya bahwa selama darah Nahak Amerika masih mengalir untuk kami semua yang ada di sini, maju untuk membela rakyat kecil, pasti masyarakat akan menerima.
“Karena ini sejarah bukan dikarang tetapi memang orangnya ada. Yang namaya Ba’I Nahak Maroe Rai itu aslinya dari Besikama kemudian masuk ke istana kalau kami di Wewiku atau di Besikama kami sebut dengan Tafatik Lassaen yang beberapa hari lalu saya baru datang ke sana karena beliau datang ke tempat itu”, tandas Bupati Simon
Lanjut Bupati Simon, garis perjalanannya sama seperti saya dari Ikumuan masuk ke Lassaen karena istri saya asal leluhur dari bapak mertua dan dari tempat ini, kemudian masuk ke istana Lasaen sehingga saya juga harus ikut ke sana, leluhur saya yang nama nahak Maroe Rai ini kebetulan masuk karena perkawinan di Tafatik Lasaen sampai meninggal di sana.
Tetapi kuburannya sampai sekarang masih kita cari meskipun saya sendiri pada saatnya pasti saya akan buka. Tetapi sementara ini saya dikasih mulut tidak boleh banyak ngoce dulu, kerja dulu, kemarin saya sudah tawarkan supaya istana kami itu segera setelah direhab baru mungkin semua akan terungkap.
“Sementara ini saya tidak boleh mendahului karena petunjuk yang diberikan kepada saya tidak boleh mendahului, sebelum saya melakukan dan melaksanakan suatu di Malaka”, tutup Bupati Simon