Betun,jurnal-NTT.com – Miris ! Kepala Desa Weain, Kecamatan Rinhat, Kabupaten Malaka, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Egidius Nahak atau yang biasa disapa Egi Nahak, diduga kuat membangun bak penampung air berkapasitas 5000 liter beserta jaringan perpipaan di samping rumahnya untuk kepentingan pribadi. Sementara sebagian besar warga desa Weain masih mengalami krisis air bersih.
Kepada media ini, Senin (08/04/2024), sumber kuat media ini di Desa Weain yang enggan disebutkan namanya mengatakan, pada tahun anggaran 2023, Kades Weain, Egi Nahak membangun dua buah bak air beserta jaringan perpipaan di Desa Weain menggunakan DD.
Namun mirisnya, menurut sumber, Kades Egi membangun salah satu bak penampung air berkapasitas 5000 liter beserta jaringan perpipaan tersebut tepat disamping rumahnya. Bak penampung air itu kemudian digunakan untuk menampung air bagi kepentingan pribadi Egi Nahak dan keluarganya.
“Bak air itu kapasitas 5000 liter. Itu dia (Kades Egi) bangun tahun 2023 pakai dana desa. Waktu itu dia bangun satu di sumber mata air yang terletak tidak jauh dari rumahnya dan satu bak air dibangun tepat di samping rumahnya. Bak air itu dia pakai tampung air untuk kepentingan pribadi dan keluarganya. Sangat miris”, ujar sumber.
Sumber itu melanjutkan, beberapa warga dari luar desa Weain sering mengambil air dari bak air tersebut menggunakan kendaraan pick up. Namun sumber tidak mengetahui apakah masyarakat dari luar desa yang mengambil air dari bak penampung di rumah Kades Egi tersebut dikenakan biaya atau tidak.
Kepala Desa Weain, Egi Nahak yang menghubungi media ini pada Selasa (09/04/2024) malam mengakui pernyataan sumber tersebut.
Egi Nahak mengaku telah membangun satu buah bak air berkapasitas 5000 liter di samping rumahnya dan satu bak air di lokasi sumber mata yang terletak tidak jauh dari rumahnya.
Dua buah bak air itu ia bangun menggunakan dana desa tahun anggaran 2023 senilai Rp 60.000.000.
Menurutnya, salah satu bak penampung air ia bangun tepat di samping rumahnya dengan alasan menghindari perilaku beberapa oknum warga agar tidak meminta biaya bagi warga lain yang hendak mengambil air di bak tersebut.
Selain itu katanya, bak air tersebut ia bangun disamping rumahnya agar keluarganya bisa mengambil air dari bak tersebut.
“Bak air bangun tahun 2023. Alasan kenapa bangun disamping rumah karena anak dong (warga), orang ambil air mereka bayar maka kita bangun untuk keluarga dong bisa ambil disitu”, jelasnya.
Alasan yang dikemukakan Kades Egi Nahak itu ditanggapi oleh sumber kuat lain media ini yang juga merupakan warga desa Weain. Sumber yang enggan disebutkan namanya itu mengatakan, alasan Kades Weain itu mengada-ada.
Warga itu mengatakan, sebagian besar warga desa Weain masih mengalami krisis air bersih. Sebab itu, Kades Egi Nahak harusnya lebih memprioritaskan pembangunan bak penampung air beserta jaringan perpipaan bagi warga di beberapa dusun yang hingga saat ini masih mengalami krisis air bersih.
Beberapa dusun di desa Weain yang saat ini masih mengalami krisis air bersih lanjutnya, yakni dusun Weonu, dusun Leohali B dan dusun Raimutik.
“Alasan Kades itu mengada-ada. Itu alasan yang tidak masuk akal. Bagaimana mungkin bak penampung air belum dibangun tetapi Kades sudah tahu bahwa nanti ada anak-anak (warga) yang meminta uang kepada warga lain yang mengambil air disitu”, jelasnya.
Warga desa Weain itu mengatakan, fakta yang terjadi, bak penampung air yang dibangun Egi Nahak di samping kediaman pribadinya itu digunakan sendiri oleh Kades dan keluarganya. Air dari bak penampung tersebut tidak dialirkan kepada warga sekitar yang sangat membutuhkan air bersih.
“Air di bak penampung itu Kades dan keluarganya pakai untuk kebutuhan pribadi sendiri. Dia tidak bagi air untuk masyarakat. Padahal masyarakat di beberapa dusun itu sangat kesulitan air bersih”, pungkasnya.