Hal ini dibenarkan oleh Bupati Simon ketika dikonfirmasi oleh media ini terkait undangan untuk menjadi Narasumber dalam acara Webinar dimaksud.
“Ya betul. Saya diundang untuk menjadi Narasumber dalam kegiatan Webinar melalui aplikasi Zoom meeting”, ungkap Bupati Simon kepada media ini, Selasa (27/7/2021)
Garam merupakan salah satu komoditas strategis yang dibutuhkan oleh berbagai subsektor industri. Mulai dari industri petrokimia, pulp dan kertas, farmasi, aneka pangan, hingga kebutuhan konsumsi rumah tangga.
Kebutuhan garam Indonesia setiap tahun terus tumbuh. Pada tahun 2021 kebutuhan garam nasional sebesar 4.671.700 ton. Kebutuhan garam nasional 2021 didominasi oleh kebutuhan industri manufaktur sebanyak 3,9 juta ton, sedangkan konsumsi rumah tangga sebanyak 325 ribu ton.
Kebutuhan garam konsumsi sudah swasembada oleh garam lokal, namun untuk memenuhi kebutuhan garam industri masih sangat jauh. Permasalahan produksi garam di Indonesia karena metode pembuatannya tergantung pada cuaca dan pengelolaan di lahan kecil.
Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki potensi untuk produksi garam guna mensubsitusi garam impor. Potensi lahan tambak garam di NTT mencapai 60.000 ha. NTT memiliki keunggulan wilayah untuk memproduksi garam dibandingkan dengan wilayah lain di Indonesia.
Saat dikonfirmasi, Ketua Forum Diskusi Ekonomi Politik (FDEP) Susetyo Raharjo mengatakan acara webinar ini dibuka untuk umum dan media. Webinar menyadikan diskusi mengenai swasembada garam di Indonesia, dan berharap Bupati Simon Nahak dapat mengikuti sebagai narasumber pada webinar.