Viktor Laiskodat : “Pendeta, Bupati, Gubernur yang Tidak Urus Orang Hina, Dia Bukan Siapa-Siapa”

BERITA0 Dilihat

Oelamasi, jurnal-NTT.com – Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Viktor Bungtilu Laiskodat mengatakan, pendeta, bupati dan gubernur yang tidak mengurus kelompok orang hina maka pendeta, bupati dan gubernur itu bukanlah siapa-siapa.

Demikian disampaikan Gubernur Viktor dalam sambutannya saat meresmikan Gedung Gereja Bethel, Ekam, di Desa Kotabes, Kecamatan Amarasi, Kabupaten Kupang, Sabtu (4/9/2021).

Viktor mengatakan, selain percaya pada Tuhan, setiap orang juga harus mampu membuktikan bahwa Tuhan juga percaya pada dirinya. Agar Tuhan percaya kepada diri setiap orang maka setiap orang harus menjalankan lima misi output yang Tuhan Yesus ajarkan.

“Output Yesus lima misi. Di saat saya lapar, haus, kamu memberi saya makan. Di saat saya telanjang, orang asing, sakit terpenjara. Ini lima kata sifat yang bisa kita ukur dengan konkrit. Yang lain tidak ada. Inilah kelompok hina. Jadi para bupati, pendeta, gubernur yang tidak mengurusi orang-orang yang seperti ini, dia bukan siapa-siapa”, ungkapnya.

Menurutnya, target Yesus adalah pada kelompok hina. Karena itu, setiap orang yang mengurusi seorang dari kelompok hina maka ia telah melakukannya untuk Yesus.

Menurutnya, ketika seseorang memampukan orang-orang yang tidak mampu menjadi mampu secara mandiri maka hal tersebut merupakan tiket ke surga.

Viktor mengatakan, masuk gereja dan berdoa saja tidak menjamin keselamatan jiwa setia orang. Masuk gereja dan berdoa adalah upaya setiap orang untuk membangun diri. Karena gereja adalah tempat bagi setiap manusia untuk membangun diri.

“Banyak sekali kita keliru kalau masuk gereja kita selamat. Padahal gereja itu sebenarnya tempat untuk membangun diri manusia”, kritik Viktor.

Menurut Viktor, masuk gereja untuk berdoa, mendengar firman Tuhan, mendengar ilmu pengetahuan dan pergi ke sekolah itu adalah proses input.

“Ke gereja itu input. Mendengar firman, mendengar ilmu pengetahuan itu input. Pergi ke sekolah itu input. Kasih masuk dalam diri kita. Kasih masuk di otak. Kasih masuk di hati. Itu input buat manusia. Tapi input itu kalau tidak ada guna, dia tidak masuk surga. Dia masuk neraka. Jadi bergereja itu baik, mendengar kotbah itu baik, bersekolah itu baik, mengambil ilmu itu baik tapi kalau tidak berguna buat orang lain maka sia-sialah”, jelasnya.

Menurutnya, output dari masuk gereja, mendengar firman Tuhan, mendengar ilmu pengetahuan, pergi ke sekolah itu yang harus dilihat.

Sebab itu, Viktor meminta gereja harus menjadi kekuatan untuk input dan output tersebut.

“Saya sering bilang. Orang-orang yang penuh dengan spiritualnya itu bukan orang yang rajin gereja, orang yang rajin berdoa. Itu membangun diri dia. Dia orang yang membangun diri. Kalau dia hanya berdoa buat dirinya sendiri dan dia tidak pernah dampak guna bagi orang lain maka itu sia-sia,” pungkasnya.

Sementara itu, Ketua Panitia Pengresmian Gereja Bethel Ekam, Anton Natun, mengatakan, pembangunan Gereja Bethel tersebut dimulai sejak tahun 1996 di bawah komando, Thimotius Natun (ayah Anton Natun) dan beberapa tokoh masyarakat di Kotabes.

Menurut Anton, pihaknya kemudian merehabilitasi Gereja Bethel tersebut dengan memberdayakan semua potensi jemaat dan membuka kesempatan bagi donatur-donatur, baik dalam negeri maupun luar negeri untuk membantu. Biaya rehabilitasi Gereje Bethel tersebut mencapai Rp 500 juta lebih. Jika digabungkan maka biaya pembangunan dan rehabilitasi gereja itu mencapai Rp 3 Miliar lebih

Ia berterima kasih kepada Gubernur NTT, Viktor Laiskodat yang telah memberikan bantuan senilai Rp 100 juta rupiah untuk pembangunan gedung pendidikan jemaat seluas 8×15 yang berlokasi di belakang gereja. Selain itu, ia berterima kasih kepada Bupati Kupang, Korinus Masneno dan Wakil Bupati Kupang, Jerry Manafe yang telah membantu pelaksanaan pengresmian gereja.

Anton juga berterima kasih kepada Paul Lawa Rihi mantan Bupati Kupang periode 1989/1999, yang melakukan peletakan batu pertama pembangunan Gereja Bethel Ekam pada tahun 1996, Herman Musakabe, mantan Gubernur NTT periode 1991/1996 dan1993/1998, yang saat itu memberikan izin penebangan kayu kelas I di dalam hutan lindung Prof.WZ Johanes, di wilayah Amarasi, Kolonel Roy Bait serta semua pihak yang telah memberikan dukungan secara moril dan materil sehingga gedung Gereja Bethel tersebut bisa selesai.

Selain itu, Anton juga berterima kasih kepada jemaat di beberapa gereja terdekat seperti jemaat Gereja Pniel Oebaki, jemaat Gereja Imanuel Hausisi dan Gereja Shalom yang telah menyumbangkan tenaga dalam membantu pelaksanaan pembangunan dan rehabilitasi gereja.

Anton berharap, Gereja Bethel Ekam tidak hanya merupakan tempat ibadah bagi jemaat namun lebih dari itu merupakan tempat pendidikan bagi anak-anak.

Selain itu, menurut Anton, saat ini pihaknya tengah berjuang untuk meningkatkan ekonomi jemaat melalui program pertanian dan peternakan.

Mantan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Kupang ini mengaku, sudah berdiskusi dengan Gubernur Viktor Laiskodat dan Bupati Kupang, Korinus Masneno untuk mendukung peningkatan ekonomi jemaat.

“Kita sudah duduk bersama dengan jemaat dan berpikir untuk bagaimana meningkatkan ekonomi jemaat. Krn kemarin kita sudah berdiskusi dengan Pak Gubernur, kalau memang membutuhkan hal-hal yang urgen, sampaikan kepada Pak Gubernur dan Pak Bupati Kupang. Masalah pertanian dan peternakan ini menjadi program yang harus kita laksanakan”, pungkas Ketua DPC Partai Hanura Kabupaten Kupang ini.

Sementara itu, Wakil Bupati Kupang, Jerry Manafe, mengapresiasi kesiapan panitia pengresmian gereja yang mampu menghadirkan Gubernur NTT, Bupati Kupang, Wakil Bupati Kupang, Ketua Sinode GMIT, Pendeta Dr.Mery Kolimon, para pendeta serta beberapa pimpinan dan anggota DPRD Provinsi NTT dan Kabupaten Kupang.

Jerry juga mengapresiasi jemaat Bethel Ekam yang telah bekerja keras sejak tahun 1996 untuk membangun dan merehabilitasi gedung gereja menjadi mewah dan representatif.

Ia juga mengapresiasi kemauan dan kesadaran masyarakat Amarasi dalam membangun iman yang ditandai dengan pembangunan beberapa gereja di wilayah Amarasi.

Mantan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Kupang ini berharap kepada seluruh jemaat agar gedung Gereja Bethel Ekam tak hanya digunakan sebagai tempat ibadah tapi juga bisa digunakan sebagai tempat untuk mendidik anak-anak dan generasi muda Amarasi menjadi generasi yang berguna bagi nusa dan bangsa.

Pantauan media ini, pengresmian Gereja Bethel Ekam tersebut diawali dengan ibadah yang dipimpin pendeta Gereja Bethel Ekam. Usai ibadah, dilakukan penandatanganan prasasti sekaligus pengresmian gereja oleh Gubernur Viktor bersama Pendeta Dr.Mery Kolimon didampingi Bupati Kupang, Korinus Masneno, Wakil Bupati Kupang, Jerry Manafe, Ketua Panitia Pengresmian Gereja Bethel Ekam, Anton Natun serta beberapa pendeta.

Hadir pula, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Kupang, Sofia De Haan, Anggota DPRD Kabupaten Kupang, Yosef Lede, Anggota DPRD Kabupaten Kupang, Habel Mbate serta beberapa Anggota DPRD Provinsi NTT. (epy)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *