Betun, JurnalNTT.com – Plt Kepala Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Malaka, Gabriel Meni Tae, mengakui terkait Persoalan tumpukan sampah di depan pertigaan Koperasi Liurai Betun, Yayasan Pendidikan Liurai, SMK Wilibrodus, Kecamatan Malaka Tengah Kabupaten Malaka,sebenarnya merupakan tanggung jawab kita bersama baik pemerintah maupun masyarakat, Jumad, (8/10/2021).
Gabriel mengakui bahwa sampah di Kota Betun memang kotor. dan memang ini adalah tugas dan tanggungjawab kita. Namun sementara ini dinas lingkungan hidup yang dulunya bergabung dengan PUPR yang saat ini sudah berdiri sendiri sehingga untuk menangani itu sementara ia akan berkoordinasi dengan Dinas PUPR dan Bupati Malaka terkait masalah sampah di Betun, Ibu Kota Kabupaten Malaka,” tuturnya
lagi pula hingga saat ini kita belum punya kantor sementara para pegawai kami ini, ada yang di PUPR ada yang disini. Jadi untuk ini pasukan kuning itu yang menangani sampah. Sementara kita menunggu SPT dialihkan kesini. Kami di sini belum ada.
“Sepertinya tanggung jawab sepenuhnya belum diserahkan ke kita. Memang dalam aturan sudah hanya kita belum karena nomenklaturnya masih dinas perhubungan dan lingkungan hidup”, jelasnya.
Kendala itu hanya karena kontrak pasukan kuning itu belum ada. Konsekwensinya logistik belum ada dan kendala Soal personil. PNS 7 orang. saya sebagai kepala bidang kebersihan dan 4 pegawai ASN dan 1 orang yang berkasnya ada disini .
Dirinya mangakui bahwa pihaknya tidak bisa mengelak bahwa itu bukan tanggung jawabnya, dengan tegas ia mengatakan ini memang tanggung jawab pihak kami.
“Besok kita bangun komonikasi dengan PUPR dan meminta petunjuk ke bupati, karena pekerjaan sampah ini belum ada TPA yang jelas. Tetapi harus segera dilakukan karena kebersihan itu penting”, bebernya