Atambua, JurnalNTT1.Com-Tampak memprihatinkan ketika sejumlah kawanan jurnalis menyusuri jalan utama di wilayah Desa Dubesi, Kecamatan Nanaet Dubesi, Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Perbatasan RI- RDTL, edisi Senin (22/6/2020).
“Mungkin Belu terlalu luas, sehingga pembangunan fisik di wilayah ini harus terhenti di setiap kali usulan,” demikian ungkapan hati Kepala desa Dubesi Andreas Atok kepada awak media, saat ditemui siang itu di ruang kerjanya.
Inilah kondisi jalan utama Desa Dubesi yang belum beraspal. Foto: Herminus Halek
Andreas mengaku, masa kepemimpinannya sebagai kepala desa di wilayah itu sudah memasuki periode kedua (2013- 2019, 2019- 2025). Namun, kondisi pembangunan yang dirasakannya hingga saat ini sangat memprihatinkan. Katanya, rasa itu terus memotivasi semangatnya untuk tiada berhenti dan terus berjuang untuk menggapai cita demi rasa nyaman mengaluti segenap warga Desa Dubesi.
“Sebagian besar masyarakat desa ini masih percayakan saya di periode kedua dalam pilkades tahun lalu. Saya hanya bisa yakinkan warga dengan alasan bahwa ‘mungkin Belu ini luas’. Bersabar saja, karena usulan perbaikan jalan dan jembatan sudah berulang- ulang kita sampaikan melalui Musrembangkab”, kisahnya sembari berharap agar segera ada realisasi pembangunan jalan dan jembatan di wilayah desanya itu.
Andreas pun menggambarkan wilayah desa Dubesi seluas 231,61 m2 bujur sangkar dengan jumlah penduduk lebih banyak dari 3 (tiga) desa lain (Nanaet, Fohoeka, Nanaenoe) di Kecamatan Nanaet Dubesi. Jumlah Kepala Keluarga (KK) 373 (tiga ratus tujuh puluh tiga) dengan jumlah jiwa 1.572 (seribu lima ratus tujuh dua). Sedangkan, jalan utama yang melintasi empat dusun di wilayah desa Dubesi sepanjang kurang lebih 5 (lima) kilometer.
Kepala Desa Dubesi, Andreas Atok saat diwawancarai di ruang kerjanya.
Andreas menjelaskan, musim hujan menjadi kendala utama yang selalu dihadapi masyarakatnya dalam pendropingan hasil komoditi (kemiri, jambu mente dan maek bako). Ekonomi masyarakat menurun lantaran akses jalan yang sangat tidak memadai.
“Soal jalan, kita tidak tinggal diam. Perangkingan setiap tahunnya kita masukan. Tugas kita, usul lewat musdus, musrembangdes di tingkat kecamatan. Tidak pakai proposal juga, sudah masuk rangking. Bahkan, rangking setiap tahun. Hanya, Belu ini luas,” ungkapnya lagi.
Menurutnya, tahun 2020 ini sudah ada sebaran kegiatan di tingkat musrembangcam berupa pembangunan jalan aspal sepanjang 3 (tiga) kilometer yang menghubungkan wilayah Desa Nanaet dan Desa Dubesi, rumah bantuan 8 (delapan) unit, dan 1 (satu) unit embung di We’Marten dengan kapasitas penampungan 1000 liter (pagu anggaran 1 miliar).
“Mungkin, terkendala dengan wabah Corona ini. Kita berdoa menunggu, tidak bisa memaksakan. Saya tidak bermaksud melapor. Jangan sampai ada revisi anggaran besar- besaran di Kabupaten karena wabah Corona ini, kita tidak tahu. Sebaran kegiatan Kabupaten tingkat Kecamatan Nanaet Dubesi tahun ini betul ada, tetapi tergantung revisi anggaran dan kemampuan APBD-nya,” tandas kepala desa Andreas melalui sambungan telepon pada Rabu 24 Juni 2020 pagi. (HH)