Pernyataan Forum Diskusi Pemuda Malaka Lawan Covid-19 Dilandasi Kurangnya Informasi

BERITA17 Dilihat

Malaka, jurnal-ntt.com– Pernyataan Forum Diskusi Pemuda Malaka  terkait Penanganan Covid-19, Pemda Malaka dinilai ‘Tumpul Nurani’ justru oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Malaka melalui, Kalak BPBD Kabupaten Malaka, selaku Koordinator/Wakil Sekretaris  Penanganan Covid kabupaten Malaka, Drs. Gabriel Seran, MM, menyebut pernyataan tersebut mengada-ngada dan dilandasi kurangnya informasi.

“Itu pernyataan Forum Pemuda Malaka yang dikoordinir oleh Syrilus merupakan pernyataan sepihak dilandasi kurangnya informasi”, tegas Koordinator/ wakil Sekertaris Satgas Covid-19 kepada media ini melalui telepon seluler, Jumat (30/7/2021) Malam.

Gabriel  Seran menjelaskan sampai sejauh ini pemerintah kabupaten Malaka sudah berupaya semaksimal mungkin baik dalam penanganan Pandemi Covid-19 maupun bencana banjir dan siklon seroja tanggal 4 April lalu. Pemda sudah berupaya untuk berikan bantuan kepada masyarakat sesuai kemampuan dan berupaya mendapatkan bantuan dari pemerintah provinsi maupun pemerintah pusat untuk kesejahteraan masyarakat Malaka.

“Ya namanya kita pemerintah daerah itu ada keterbatasan.
Soal kekurangan didalam pembagian atau pendistribusian itu hal yang wajar. Tidak ada manusia yang terlalu sempurna oleh karena itu ya pernyataan dia (Forum) begitu ya pernyataan sepihak yang dilandasi kurangnya informasi”, tegas Koordinator/ wakil Sekertaris Satgas Covid-19.

Lanjutnya, mirisnya pernyataan tersebut malahan dimuat di media siber sakurnas.com tanpa klarifikasi ke pihak kita, ini kan melanggar kode etik jurnalistik. Harusnya dia (sakurna.com) minta konfirmasi ke kami dulu. Dan media juga harus mengedukasi masyarakat bersama pemda berupaya menangani, jangan hanya menonton dan mengkritisi.

Terkait penanganan covid-19 menurutnya, justru kabupaten Malaka itu salah satu kabupaten di Indonesia, terbaik dalam pelaksanaan penanganan covid-19 sejak tahun lalu sejak masa kepemimpinan sebelumnya sampai sekarang.

“Buktinya kami selaku Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malaka dan Romo Deken Malaka diwawancara langsung oleh BNPB melalui Posdalops BNPB Jakarta dan karena PPKM kita tidak bisa dihadirkan ke Jakarta”, ucap Seran

Ketika Pemerintah Kabupaten Malaka lebih aktif untuk penanganan Covid-19 jika dibandingkan dengan kabupaten-kabupaten tetangga justru oleh segelintir pemuda menilai Pemda tumpul nurani.

“Coba cek saja, jangan hanya asal ngomong. Pasalnya di 3 posko perbatasan kita aktif sampai dengan sekarang. Sedangkan untuk posko di desa dari 127 desa itu kita sudah aktifkan baik itu pintu masuk maupun pintu keluar. Sementara itu, kita tingkatkan pengawasan di tengah masyarakat dengan membubarkan segala macam aktivitas yang menyebabkan terjadinya kerumunan”, pinta Gabriel.

Sambungnya, bahkan di dalam surat Bupati Malaka terakhir yang ditujukan kepada sekolah-sekolah itu untuk tidak melakukan secara tatap muka langsung untuk sementara waktu. Yang dilakukan itu sistem pembelajaran Daring. Dimana Guru-guru mengunjungi siswa ditempat yang sudah ditentukan dengan jumlah siswanya terbatas.

“Untuk sekolah tatap muka langsung di Sekolah, kita tutup untuk sementara demikian juga kegiatan di tempat-tempat ibadah seperti di Gereja, Masjid, Pura dan lain-lain sejenisnya yang menjadikannya sebagai tempat ibadah. Khusus untuk tempat ibadah itu untuk kita dari Kristen Katolik sejalan dengan surat Gembala yang dikeluarkan oleh Bapak Uskup”, ungkap Gabriel.

Dikatakan bahwa dalam surat Bupati Malaka, melarang dengan tegas, segala bentuk aktivitas yang menimbulkan kerumunan seperti pesta, baik pesta adat perkawinan, pesta resepsi perkawinan, pesta rumah adat, pesta syukur wisuda, pesta permandian, sambut baru dan sejenisnya saat ini kita tutup.

Sedangkan diberlakukan pembatasan-pembatan pada aktivitas lainnya termasuk pasar, aktivitas baik toko-toko kelontong, toko-toko pakaian diberlakukan pembatasan mulai dari jam operasional dengan pembatasan jumlah pembeli yang masuk ke setiap toko dengan penerapan protokol Covi-19 secara ketat, tertib dan disiplin.

Dalam penanganan covid-19 Pemda bersinergi dengan TNI POLRI dalam mengawal PPKM sesuai surat arahan Bupati Malaka, yang intinya meningkatkan penjagaan di 3 posko perbatasan Lamea, Takimetan dan Nurobo, serta mengaktifkan posko desa, menutup aktivitas di tempat Ibadah, dan hanya dapat dilakukan secara daring dan KBM tidak dapat dilakukan secara tatap muka, dan pemberlakuan terhadap pasien non Covid-19 hanya 1 x 24 jam saja.

Jadi saya rasa kalau Pemda Malaka tidak punya nurani itu pernyataan sepihak yang tidak berlogika karena kami sudah berupaya semaksimal mungkin kalau menurut dia (Forum) pendekatan sosial yang harus ada nurani itu yang bagaimana?

“Sampai tadi saja kita masih berupaya untuk pendekatan ke masyarakat kita yang secara protak ada kontak langsung dengan pasien yang dinyatakan positif kita lakukan triping misalnya tadi di Fahiluka, kemarin juga di Fahiluka. Masyarakat yang berupaya masuk di pintu masuk kita melakukan pendekatan supaya Bapak Ibu di tes, diperiksa agar kita dapat memastikan Bapak, Ibu itu terdeteksi covid-19 atau tidak. Kalau yang positif ya kita lakukan isolasi. Yang berat kita lakukan isolasi terpusat, yang ringan kita lakukan isolasi mandiri”, jelas Gabriel

“Oleh karena itu, ya saya anggap pernyataan “Forum Diskusi Pemuda Malaka Lawan Covid-19” itu pernyataan sepihak dan mengada-ngada” Tutup Gabriel.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *