Ramah Tamah dengan IKA UB NTT, Wakil Rektor V UB Harap Alumni jadi Partner Hilirisasi Inovasi

Kupang, jurnal-NTT.com – Setelah melakukan monitoring dan evaluasi (Monef) program Matching Fund (MF) 2023 di Kabupaten Malaka dan Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Wakil Rektor V Universitas Brawijaya (UB) Bidang Riset dan Inovasi Prof. Dr. Unti Ludigdo, SE., M.Si, Ak melakukan acara ramah tamah dengan Ikatan Alumni (IKA) UB NTT di Kupang.

Acara ramah tamah itu dilaksanakan pada Minggu (12/09/2023) malam di aula Rumah Makan Bundo Kandoang, Kelapa Lima, Kota Kupang.

Pantauan jurnal-NTT.com, sejumlah alumni UB di NTT menghadiri acara ramah tamah tersebut. Ada Prof.Roy Doppy Nendissa, Prof.Dr.Mien Ratoe Odjoe, M.Pd, dr.Niken Mitak dan sejumlah alumni lainya. Hadir pula alumni yang saat ini mengabdi di kampus UB yakni Wakil Rektor V Universitas Brawijaya (UB) Bidang Riset dan Inovasi Prof. Dr. Unti Ludigdo, SE., M.Si, Ak didampingi pakar pertanian UB, Prof. Ir. Arifin Noor Sugiarto, MSc.,Ph.D dan anggota tim Desy Dwi Prianti, S.Sos., M.Comn., PhD serta Wahyu Achmad Supriadi S.Sos.

Kepada media ini usai acara ramah tamah, Prof.Dr. Unti Ludigdo, SE, M.Si, Ak, mengatakan, UB memahami bahwa dalam mencapai kemajuan tidak bisa berjalan sendiri namun perlu melakukan kolaborasi dengan semua pihak terutama alumni.

Menurutnya, UB menjadikan alumni sebagai pilar utama dalam peningkatan kualitas, peningkatan reputasi dan peningkatan daya dukungan masyarakat.

Dalam konteks menjadikan UB sebagai salah satu universitas terbaik di Indonesia dan dunia maka UB perlu bergandeng renteng dengan alumni. Sebab salah satu unsur dalam berkualitas itu adalah kualitas dari alumni.

Ia melanjutkan, salah satu hal terpenting adalah alumni bisa menjadi partner di dalam menghilirisasi inovasi. Sebab di kampus UB banyak sekali inovasi.

“Di kampus (UB) banyak sekali inovasi. Tinggal bagaimana kita bawa (inovasi) ke masyarakat untuk dimanfaatkan baik dalam konteks komersialisasi maupun pemanfaatan untuk pemberdayaan. Itu tidak selalu mudah. Kami sangat memerlukan alumni untuk men-deliver, ” jelasnya.

Prof Unti yakin jika ikatan alumni UB bertambah kuat maka tentu akan secara bersama-sama menghadirkan sesuatu yang bernilai tambah termasuk dalam pembangunan Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Ia berharap IKA UB berpadu untuk membangun Provinsi NTT terutama dalam konteks penguatan ketahanan pangan.

Prof Unti juga berharap, alumni yang telah digodok dengan sangat luar biasa di kampus UB memberikan darma bakti terbaiknya di bidang masing-masing untuk masyarakat NTT.

“Tunjukkan peran bahwa alumni Brawijaya sangat berkarakter, pekerja keras cerdas, jujur dan ikhlas dalam menjalankan tugas dan peran di masing-masing tempat kerja atau bidang profesi”, pintanya.

Dalam sambutannya, Prof Unti juga memaparkan sejumlah kemajuan yang telah dicapai UB saat ini.

Selain itu, dalam kesempatan ramah tamah dengan IKA UB NTT tersebut Prof.Ir.Arifin Noor Sugiarto, MSc.,Ph.D selaku ketua Program MF 2023 memaparkan tentang kegiatan program MF di Provinsi NTT.

Sementara itu, Ketua IKA UB Provinsi NTT, dr.Yovita Aniken Mitak mengatakan acara ramah tamah IKA UB NTT dengan alumni yang mengabdi di almamater UB merupakan kebanggaan yang luar biasa.

Sebagai bagian dari almamater UB, dr. Niken yang merupakan alumni S1 Fakultas Kedokteran UB ini merasa bangga sebab acara ramah tamah tersebut merupakan ‘gayung bersambut” antara IKA UB di NTT dan almamater UB untuk bisa berkolaborasi berbuat sesuatu yang tebaik bagi daerah NTT.

Menurut dr. Yovita Aniken Mitak yang pernah menjabat sebagai Direktris RSUD W.Z. Yohanes Kupang ini, anggota IKA UB NTT yang saat ini sudah terhimpun sebanyak 220 lebih orang. Namun ia yakin masih banyak alumni di NTT yang belum terhimpun.

Menurutnya, alumni UB di NTT terdiri dari alumni S1, S2 dan S3. Namun ada juga yang menyelesaikan semua jenjang studi pendidikan tinggi di UB, mulai dari jenjang S1, S2 dan S3 dari berbagai disiplin ilmu.

Selama ini, lanjut dr.Niken, pengurus IKA lebih fokus untuk melakukan konsolidasi anggota IKA UB di seluruh NTT sembari melakukan kegiatan-kegaiatan bakti sosial kepada masyarakat.

“Kita kan terdiri dari berbagai disiplin ilmu di berbagai fakultas. Kita perlu menyatukan diri dulu. Membuat kita menjadi satu. Kita satu dulu setelah itu kita bisa berbuat lebih banyak lagi”, jelas dr. Niken yang memulai studi S1 kedokteran di UB pada tahun 1982 dan lulus pada tahun 1989. (epy)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *