Kupang, jurnal-NTT.com – Minggu, 27 Oktober 2024 pagi, sekira Pukul 09.00 WITA saya ditelepon sahabat saya, Yosef Lede. Sahabat saya ini adalah politisi Partai Gerindra yang yang saat ini sedang berkampanye sebagai calon Bupati Kupang, berpasangan dengan Aurum Obe Titu Eki dari Partai PSI.
Dalam telepon itu, Yos Lede yang biasa saya sapa dengan diksi “kakak” mengundang saya untuk menemaninya menghadiri perayaan misa pemberian Sakramen Krisma kepada 400 lebih umat Katolik di Gereja Sta.Maria Fatima Taklale.
Anggota DPRD Kabupaten Kupang tiga periode ini adalah salah satu dari beberapa tokoh yang diundang untuk menghadiri momentum perayaan misa Sakramen Krisma di Gereja Sta.Maria Fatima Taklale. Gereja Sta.Maria Fatima Taklale terletak di Kelurahan Babau, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang.
Di ujung telepon, Ketua KNPI Kabupaten Kupang ini meminta saya untuk bergegas ke gereja. Ia berharap saya bisa berada di sampingnya selama perayaan misa. Sebab ia adalah umat kristen dari gereja non katolik. Sementara saya adalah umat Katolik yang ia harapkan bisa memberikan sedikit pemahaman tentang tata cara ibadah yang perlu ia ikuti dan yang tidak perlu ia ikuti selama perayaan misa berlangsung.
Setelah berpakaian, saya bergegas ke gereja. Setibanya di gereja, umat sudah penuh sesak dalam gereja. Saya pun terpaksa tidak bisa masuk menemani sahabat saya ini karena tidak ada lagi tempat duduk di dekatnya.
Saya pun harus rela duduk di pelataran gereja bersama ratusan umat Katolik lainnya karena tidak mendapat tempat duduk di dalam gereja.
Usai perayaan misa, saya mendengar ada pengumuman dari panitia perayaan yang mengarahkan para tamu undangan bersama Uskup Agung Kupang, Mgr.Hironimus Pakaenoni, Pr bergeser ke Aula Gereja Sta.Maria Fatima.
Saya pun bergegas menghampiri Yos Lede yang berjalan ke Aula Gereja bersama tamu undangan lainnya untuk menghadiri jamuan makan siang yang telah disiapkan panitia perayaan.
Dalam rombongan tamu undangan, terlihat Wakapolres Kupang, Ribka Hangge, SH.,MH dan Pj Wali Kota Kupang, Linus Lusi, S.Pd.,M.Pd serta tamu undangan lainnya.
Setelah memasuki Aula, para tamu undangan dipersilahkan duduk dan disuguhi minuman. Beberapa saat kemudian, Uskup Agung Kupang memasuki Aula. Pastor Paroki, Romo Vinsen Tamelab, Pr bersama beberapa pastor pembantu yakni Romo Andy Toda, Pr, Romo Gusti Raring, Pr dan Romo Albano Carvalho, Pr terlihat hadir mendampingi sang Uskup.
Setelah doa makan, Uskup Agung dipersilahkan untuk duduk di meja makan yang telah disediakan. Sesaat kemudian, Yosef Lede dipersilahkan oleh panitia untuk duduk di meja makan yang sama dengan Uskup Mgr.Hironimus.
Usai jamuan makan siang, saya diminta untuk bergabung ke meja makan Uskup Agung Kupang untuk mencatat hasil diskusi antara Uskup Agung Kupang dan tamu undangan, termasuk Yos Lede.
Dalam diskusi itu, moderator mempersilahkan Yos Lede yang pernah menjabat sebagai Ketua DPRD Kabupaten Kupang, periode 2014/2019 itu memaparkan visi-misinya sebagai calon Bupati Kupang dari paket Gemoy di hadapan Uskup Mgr.Hironimus.
Beberapa program prioritas disajikan secara baik oleh Yos Lede. Mulai dari program hilirisasi di bidang pertambangan, pertanian, pariwisata dan peternakan. Selain itu adanya alokasi dana Rp 150 juta per desa untuk pemberdayaan kelompok karang taruna.
Selain itu bantuan dana Rp 10 juta per mahasiswa yang sedang tugas akhir melalui program Kartu Kabupaten Kupang Pintar (K3P), bantuan untuk lembaga keagamaan serta wisata rohani yakni pembangunan patung Yesus Kristus Memberkati di Pulau Semau dan Fatuleu Tengah.
Mgr.Hironimus Pakaenoni terlihat sangat tenang dalam menyimak pemaparan visi-misi oleh Yosef Lede.
Uskup Hironimus memberikan apresiasi atas visi-misi paket Gemoy yang dipaparkan Yos Lede seraya berharap agar visi misi yang disampaikan tersebut dapat dijalankan untuk memberdayakan dan mensejahterakan umat.
Diskusi diakhiri dengan ucapan terima kasih dari Yosef Lede kepada Mgr.Hironimus Pakaenoni, Pr dilanjutkan dengan foto bersama sang Uskup.
Usai sesi foto bersama, Yosef Lede bersama rombongan pamit sembari membawa secercah harapan dari jamuan makan siang bersama sang Uskup menuju hari kemenangan.