Tanam Padi di Nagekeo, Kolaborasi Universitas Brawijaya dengan BP4D Dalam Peningkatan Produksi Padi

Penulis : Sipri Klau

Mbay, jurnal- NTT.com – Penanaman padi di dua area tersier digelar di Kabupaten Nagekeo, Provinsi NTT dimulai pada tanggal 20 Juni hingga 25 Juni 2024 . Kegiatan ini dilakukan oleh tim dari Universitas Brawijaya Malang, Universitas Cendana Kupang, Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (BP4D) serta Dinas Pertanian Kabupaten Nagekeo, Provinsi NTT, Petani Nagekeo dan mahasiswa MBKM Universitas Brawijaya.

Ketua program dan yang bertanggung jawab atas kegiatan penanaman padi ini adalah Prof. Dr. Ir. Agus Suryanto, MS.

Dalam kegiatan tersebut, dilakukan tanam pertama di 14 hektar area demplot padi. Padi yang digunakan adalah padi unggul varietas baru yaitu Inpari 49 dengan sistem tanam jajar legowo.

Varietas ini dipilih karena memliki ketahanan terhadap penyakit dengan umur panen haya 112 hari setelah pindah tanam dan memiliki rata-rata hasil sebesar 7 ton/ha. Sebelumnya Kabupaten Nagekeo hanya mampu memproduksi padi sebesar 4 ton/ha, namun target kali ini adalah sesuai standar nasional sebesar 5,5 ton/ha.

“Kami dan tim yakin dapat memproduksi padi sesuai dengan standar nasional Indonesia yaitu 5,5 ton/ha. Inovasi yang kami terapkan telah dilakukan sebelumnya di Jawa timur dengan kondisi iklim yang hampir sama dengan NTT. Meskipun dari segi topografi dan kondisi tanah yang berbeda, namun program lain dalam memperbaiki kesehatan dan kesuburan tanah juga dilakukan. Penanaman padi pertama ini akan menjadi awal baru bagi petani yang lahannya menjadi demplot. Dan kami juga berharap bisa berdampak bagi petani lain’, papar Agus.

Kegiatan gerakan tanam padi dengan menggunakan sistem jajar legowo yang diperagakan bertujuan meningkatkan produktivitas padi. Cara tanam seperti ini merupakan salah satu teknik penanaman padi yang dapat menghasilkan produksi yang cukup tinggi serta memberikan kemudahan dalam aplikasi pupuk dan pengendalian hama penganggu tanaman.” tambahnya.

Setelah penanaman, tim dari berbagai instansi melakukan survei, identifikasi, dan monitoring di area demplot budidaya padi. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana bagi pertanian di wilayah tersebut. Semoga upaya ini dapat memperbaiki produksi padi dan mendukung petani dalam kegiatan budidaya, serta memberikan contoh nyata bagi petani lain dalam budidaya padi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *