Betun, jurnal-NTT.com – Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Malaka, Henry Melky Simu mengkritisi kinerja Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Malaka, Yanuarius Boko. Henry Simu sebut penyebaran guru di Kabupaten Malaka tidak merata.
Kepada media ini, Senin (28/02/2024), Henry Simu mengatakan, banyak sekolah negeri di Kabupaten Malaka yang kekurangan guru.
Ia mencontohkan salah satu sekolah yakni Sekolah Dasar Inpres Aidois, di Desa Nanebot, Kecamatan Rinhat yang hanya memiliki satu orang guru Aparatur Sipil Negara (ASN). Sementara guru yang lain di sekolah itu berstatus sebagai guru honor komite.
Akibat penyebaran tenaga guru yang tidak merata ini, lanjut Henry Simu, dapat memperburuk kualitas pendidikan di Kabupaten Malaka.
Henry Simu juga mengaku kecewa dengan sikap Yanuarius Boko, yang sampai hari ini tidak memberikan data sebaran guru kepada dirinya selaku Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Malaka.
“Terkait penyebaran guru di Malaka, saya sudah minta data itu berulang-ulang. Tetapi data itu sepertinya mereka (Yanuarius Boko) tidak mau berikan untuk saya. Bukan baru satu kali saya minta tapi sudah sering saya minta. Tetapi tidak diberikan”, ungkapnya.
Penyebaran guru ASN yang tidak merata ini, menurut Henry, membuktikan bahwa kinerja Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Malaka, Yanuarius Boko tidak baik.
Seharusnya, kata Henry, Yanuarius Boko perlu melakukan pemetaan sebaran guru di Kabupaten Malaka agar tidak ada lagi pengeluhan terkait kekurangan guru PNS di sekolah-sekolah di desa terpencil.
Henry menyebut ada penumpukan guru ASN di Kota Betun. Bahkan beberapa guru ASN bersertifikasi di beberapa sekolah dasar di Kota Betun harus mencari sekolah lain untuk mengajar agar bisa memenuhi syarat jumlah jam mengajar yang telah ditentukan bagi guru sertifikasi. Sementara di desa-desa terpencil di Kecamatan Rinhat dan kecamatan lainnya guru ASN sangat kurang.
Ia mendesak Pemerintah Kabupaten Malaka agar segera melakukan pemetaan dan penyebaran guru ASN dan guru-guru tenaga kontrak daerah ke sekolah-sekolah terpencil yang mengalami kekurangan guru.
Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Malaka, Yanuarius Boko yang dikonfirmasi media ini melalui sambungan telepon, belum merespon. Dikirimi pesan melalui aplikasi WhatsApp namun tidak merespon. (epy)