Kupang, jurnal-NTT.com – Setelah membuka Program Studi S1 Ilmu Hukum, S1 Teknik Planologi, S2 Hukum Pemerintahan dan S2 Kajian Budaya, kini Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (Stikum) Prof.Dr. Yohanes Usfunan,SH.,MH kembali membuat terobosan besar. Stikum melakukan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Universitas Udayana (Unud) Denpasar Bali untuk kerjasama pembukaan Program Studi S2 Hukum Kenotariatan dan S3 Ilmu Hukum.
MoU itu ditandatangani Direktur Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (Stikum) Prof.Dr.Yohanes Usfunan, SH.,MH, Prof.Dr.Drs.Yohanes Usfunan,SH.,MH dan Rektor Universitas Udayana, Denpasar Bali, Prof. Dr. Ir. Ngakan Putu Gede Suardana, M.T.,Ph.D.,IPU.
Kepada wartawan usai penandatanganan MoU di kampus Stikum, Jln.Pendidikan, Nomor 6, Nasipanaf, Penfui Kupang, Selasa (20/08/2024), Rektor Universitas Udayana (Unud), Prof.Dr.Ir. Ngakan Putu Gede Suardana, M.T.,Ph.D.,IPU, mengatakan, penandatanganan MoU tersebut dalam rangka kerjasama pembukaan jurusan Ilmu Hukum Kenotariatan dan S3 Ilmu Hukum.
Selain itu, melalui MoU itu, Stikum dan Unud juga akan segera merealisasikan kerjasama dalam bentuk pertukaran mahasiswa dan dosen, pengabdian masyarakat secara bersama, penelitian bersama dan kegiatan akademik lainnya.
Menurut Prof Suardana, antara Udayana dan Stikum memiliki tujuan yang sama yakni bagaiman bisa meningkatkan kerjasama dengan berbagai pihak, terutama Perguruan Tinggi Swasta dan Perguruan Tinggi Negeri, institusi pemerintah, non pemerintah luar negeri maupun dalam negeri.
“Ini kita melakukan penandatanganan MoU antara Universitas Udayana dengan Stikum Profesor Dr. Yohanes Usfunan, S.H., M.H tentu kita memiliki tujuan yang sama bagaimana kita bisa meningkatkan kerjasama dengan berbagai pihak, tidak saja dengan perguruan tinggi Swasta, perguruan tinggi Negeri maupun institusi Pemerintah, non pemerintah, luar negeri maupun dalam negeri. Jadi semua instansi pun kita siap untuk bekerjasama dengan siapapun. Tujuannya saling meningkatkan di segala bidang. Barangkali Universitas Udayana ada yang kurang, disini ada kurangnya kita saling mengisi. Kita ada lebihnya, kita bisa memberikan. Itu tujuan pokoknya,” jelas Profesor Suardana.
Menurutnya, hidup di era atau zaman ini harus bisa berkolaborasi membuat jaringan kerja dan tidak boleh sendirian.
“Bagaimana kita bisa berkolaborasi. Kita sekarang di era sekarang ini tidak bisa hidup sendiri. Jadi harus saling berkolaborasi, membuat networking yang bagus sehingga semuanya bisa berjalan. Ini untuk kepentingan negara. Kalau kita maju semua maka negara akan maju jadi kita ndak bisa maju sendiri,” jelas Profesor Suardana.
Profesor Suardana berharap kerjasama ini bisa terus berlanjut dan Stikum terus berkembang dikemudian hari.
“Harapan kita, mudah-mudahan Stikum bisa semakin berkembang, semakin banyak sebenarnya bidang-bidang studi yang bisa dibuat. Tadi saya dengar ada beberapa bidang studi yang saya dengar barangkali nanti ditambahkan Hukum Adat NTT. Lokal genius itu yang barangkali perlu dikembangkan, ditingkatkan menjadi keunggulan Stikum. Karena kalau hukum pidana, hukum perdata saya kira sama semuanya. Keunggulan itu yang perlu ditonjolkan. Mudah-mudahan Stikum bisa lebih maju, banyak menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi yang lebih”, ujarnya.
Rektor Unud ini juga mengatakan, Unud sangat siap untuk bekerjasama pembukaan program S2 Kenotariatan, S3 Ilmu Hukum.
“Kita sangat siap untuk itu. Apalagi Prof Yohanes adalah senior saya dan beliau juga membesarkan Universitas Udayana,” pungkasnya.
Direktur Stikum, Profesor Dr. Drs. Yohanes Usfunan, S.H., M.H., dalam sambutannya menjelaskan tentang awal mula dirinya terpanggil untuk mendirikan Stikum di Kupang.
“Kampus Stikum baru berdiri tahun 2018 dengan segala keterbatasannya. Kalau mau diingat-ingat, ini kampus model Unud tahun 70-an. Tapi mengapa saya lakukan hal ini. Ada pertimbangan dari Yayasan kami, Yayasan Ayu Sarana Cerdas. Yayasan Ayu Sarana Cerdas ini berkedudukan di Denpasar. Dan minta maaf bukan nepotisme tapi ini keluarga yang membangun ini. Ayu artinya Anis Yudit istriku Usfunan. Jadi kami gabungkan dua nama ini. Maka kami punya SMA Dharma Ayu di Kefamenanu dan disitu banyak murid-murid dari Bali karena mereka bilang ini dari Bali,” kisah Profesor Usfunan.
Profesor Usfunan mengaku, dirinya termotivasi mendirikan Stikum saat dia ditugaskan selama 6 bulan di universitas Maastricht tahun 2008. Saat berada di negara kincir angin tersebut, Profesor Usfunan mulai berpikir tentang sumbangsihnya buat kampung halamannya.
“Sebetulnya saya termotivasi pada saat dapat tugas di Belanda di universitas Maastricht tahun 2008. Waktu itu kami studi 6 bulan. Lalu saya berpikir-pikir, saya ini Profesor Udayana dan orang merasa hebat sekali saya ini tetapi apa yang sudah ku buat untuk kampungku? Aku merasa terpanggil untuk membangun. Mulailah dari SMA Dharma Ayu di Kefamenanu Kabupaten Timor Tengah Utara yang jauhnya dari sini 200 Km sebelah timur. Itu sudah berbatasan dengan distrik Oekusi Timor Leste,” lanjut Profesor Usfunan.
Selanjutnya Profesor Usfunan dalam sambutannya juga mengungkapkan tentang sumber dana yang dimiliki ketika mendirikan Stikum yang saat ini sudah memiliki 523 mahasiswa tersebut.
“Darimana dana ini? Waktu itu PR II Unud bilang kau termasuk hemat ya. Waktu itu saya beruntung pulang dari Maastricht University lalu saya mendapat kepercayaan di Timor Leste untuk membantu untuk menyusun undang-undang, itulah yang bisa menolong saya mengumpulkan satu dua rupiah. Itulah yang membuat saya perlahan-lahan membangun kampus ini. Lalu dari Yayasan kami yang juga bekerja untuk merancang Peraturan Daerah (Perda) dan Undang-undang. Sehingga setiap kali kami bisa menangani naskah akademik Perda atau undang-undang. Itulah yang mendorong kami untuk mendirikan kampus ini,” ungkap Profesor Usfunan.
Ia mengatakan, saat ini Stikum yang didirikan sejak 2018 ini telah memiliki jurusan Hukum Tata Negara, bidang hukum Tata Pemerintahan, Hukum Pidana, Hukum Perdata. Hukum Perdata ada hubungan dengan Pariwisata dan kajian budaya.
Kemudian strata 2 (S2) hukum Pemerintahan dan S2 Kajian Budaya bekerjasama dengan universitas dari Bali juga.
Karena itu, Profesor Usfunan mengaku kehadiran Rektor Udayana Bali di kampus Stikum membuatnya bertambah semangat.
Untuk diketahui, selain sebagai pendiri dan menjabat sebagai Direktur Stikum Prof.Dr.Drs.Yohanes Usfunan, SH.,MH, saat ini Prof Usfunan juga menduduki sejumlah jabatan penting di Universitas Udayana yakni Ketua Dewan Etik Senat Unud, Ketua Komisi IV Senat Unud yang membidangi vit and proper test calon Guru Besar Unud, Ketua Devisi Kajian Nasional dan Ketatanegaraan Forum Guru Besar Universitas Udayana.
Prof Usfunan juga pernah menjabat sebagai Ketua Senat Fakultas Hukum Unud.