Dukung Program TJPS, Universitas Brawijaya dan Undana Latih Petani Olah Pakan Ternak dan Pupuk Organik

Naibonat, jurnal-NTT.com – Tim pakar pertanian dan peternakan dari Universitas Brawijaya (UB) Malang dan Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang memberikan pelatihan pengolahan pakan ternak sapi dan pembuatan pupuk organik kepada puluhan kelompok tani di Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Pelatihan pengolahan pakan ternak dan pupuk organik itu dilaksanakan di kantor Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Naibonat, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang.

Selain memberi pelatihan pengolahan pakan ternak dan pembuatan pupuk organik, UB dan Undana juga melakukan kerja sama dengan kelompok tani penangkar benih di Desa Oesao, Kelurahan Naibonat, Desa Pukdale dan Desa Nunkurus dalam pengembangan varietas jagung Nusa 01.

Pelatihan pengolahan pakan ternak, pembuatan pupuk organik dan pengembangan benih jagung Nusa 01 ini merupakan rangkaian kegiatan dalam Program MBKM Matching Fund (MF) 2023 yang merupakan hasil kerjasama antara Universitas Brawijaya (UB), Universitas Nusa Cendana (Undana), dan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Kepada media ini, di sela-sela kegiatan pelatihan pengolahan pakan ternak, Rabu (24/08/2023), anggota tim pakar program MF dari Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Dr.Ir.Susinggih Wijana, MS mengatakan, kegiatan tersebut merupakan pelatihan dan pendampingan transfer teknologi pakan ternak. Kegiatan tersebut merupakan rangkaian kegiatan MF 2023.

Menurutnya, pelatihan dan pendampingan transfer teknologi melalui program MF ini sebetulnya merupakan peningkatan kinerja budi daya jagung Nusa 01. Varietas jagung Nusa 01 ini merupakan hasil riset Guru Besar Bidang Bioteknologi Pertanian dari Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya (FP UB) Prof. Ir. Arifin Noor Sugiharto MSc., PhD.

Pengembangan varitas jagung Nusa 01 ini lanjut Susinggih, bisa meningkatkan produktivitas. Produksi jagung Nusa 01 ini bisa mencapai 3,2 ton per hektar. Bahkan dalam uji coba pengembangan jagung Nusa 01 di Sumba Barat Daya, produksi mencapai 8 ton per hektar. Sementara di Malang, produksi jagung Nusa 01 bisa mencapai 12 ton per hektar. Di tahun 2023 ini varietas jagung Nusa 01 ini baru diuji coba di Kabupaten Kupang dan Kabupaten Malaka.

Dengan meningkatnya produksi jagung tersebut menurutnya, selain hasil panen jagung meningkat, batang jagung bisa diolah menjadi pakan ternak. Karena itu di dalam kegiatan tersebut dilakukan Silase atau proses pengolahan hijauan makanan ternak dengan cara diawetkan melalui proses fermentasi dan dapat disimpan dalam waktu lama berkisar antara 3-6 bulan.

Selain itu, kata Dr. Singgih, melalui program MF tersebut, dilakukan pelatihan pembuatan pupuk organik padat dan pupuk organik cair. Pupuk organik cair diolah dari limbah budi daya ikan yang berlokasi di Desa Baumata, Kecamatan Taebenu, Kabupaten Kupang.

Ia berharap melalui kegiatan pelatihan dan pendampingan transfer teknologi pengolahan pakan ternak dan pengembangan benih jagung Nusa 01 tersebut dapat memperkuat kinerja ekonomi masyarakat.

“Diharapkan dapat meningkatkan kinerja ekonomi masyarakat. Sapinya bertambah, jagungnya juga meningkat, pupuknya juga banyak”, jelasnya.

Singgih menjelaskan, melalui program tersebut, petani juga diajarkan tentang produksi EM4 (campuran dari mikroorganisme yang bermanfaat bagi kesuburan tanah, pertumbuhanan dan produksi tanaman).

“Istilahnya terintegrasi semua. Ternak masuk, pertanian masuk, pupuk juga masuk”, ujarnya.

Sementara itu, dalam pemaparan materi berjudul “Pelatihan Teknologi Pengolahan Pakan Ternak”, anggota tim pakar MF lainnya Dr.Ir.Agus Budiarto, MS dari Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya memaparkan, persyaratan pakan ternak yang baik yakni palatabilitas, nilai gizi, harga murah, mudah diperoleh, tidak beracun, beragaman pakan, tersedia sepanjang waktu.

Menurutnya, sumber serat berbasis pakan lokal bisa berasal dari jerami, jagung, tongkol jagung dan rumput. Selain itu, konserat berbasis bahan pakan lokal seperti dedak padi, empok, ampas tahu, tepung ikan dan sebagainya.

“Konsentrat itu pakan penguat yang mempunyai kandungan karbohidrat dan protein yang tinggi (ampas tahu, bekatul, polard. Jagung, dedak, polard itu protein tinggi. Konsentrat itu menutup kekurangan gizi dari hijauan”, jelasnya.

Ia juga mengatakan, ternak yang diberi pakan berupa rumput saja hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup saja. Namun untuk penggemukan atau menambah berat badan maka ternak harus diberi pakan tambahan.

Sementara itu, Pakar Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Undana Kupang, Prof. Dr. Ir. Doppy Roy Nendissa, MP yang hadir dalam kegiatan tersebut mengatakan, kegiatan pelatihan pengolahan pakan ternak dan pembuatan pupuk organik serta pengambangan jagung Nusa 01 tersebut merupakan respon atas program yang dicanangkan oleh Pemerintah Provinsi NTT yakni Tanam Jagung Panen Sapi.

Prof. Roy mengatakan, selama ini, benih jagung yang dikembangkan di NTT selalu berasal dari luar NTT. Sebab itu, menurutnya, Prof.Arifin Sugiharto selaku penemu varietas jagung Nusa 01 ini ingin mentransfer teknologi tentang bagaimana benih jagung itu bisa disediakan di NTT sehingga tidak harus didatangkan dari luar.

Dalam transfer teknologi tersebut, lanjut Prof Roy, petani dilatih agar mempunyai kemampuan untuk menangkar benih sendiri. Dalam kegiatan pengembangan benih jagung Nusa 01 tersebut melibatkan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Perbenihan. Sebab kelayakan sebuah benih itu harus memenuhi sejumlah syarat penting. Dan syarat kelayakan benih itu sudah terpenuhi dengan teknologi yang dihilirisasi oleh Prof. Arifin Sugiharto. Varietas jagung Nusa 01 ini sudah memenuhi kelayakan benih dan sudah memiliki hak paten.

Ia mengatakan, Prof.Arifin ingin menghilirisasi atau transfer teknologi tentang bagaimana benih jagung Nusa 01 tersebut bisa dihasilkan dari NTT.

Prof Roy berharap, petani di NTT bisa memiliki keahlian untuk mengembangkan benih sendiri yang layak dan dan kompeten dan memenuhi syarat-syarat kelayakan benih dan syarat agronomis yang disyaratkan oleh pemerintah.

Pantauan media ini, Rabu (23/08/2023), sebelum kegiatan pelatihan pengolahan pakan ternak dilakukan, didahului dengan pemaparan materi berjudul Pelatihan Teknologi Pengolahan Pakan Ternak yang dibawakan oleh pakar peternakan Fakultas Peternakan UB, Dr.Ir.Agus Budiarto, MS dan materi tentang Pembuatan Pupuk Organik yang dibawakan oleh pakar pertanian Fakultas Pertanian UB, Dr.Ir.Susinggih Wijana, MS.

Setelah pemaparan materi, kegiatan dilanjutkan dengan praktik pengolahan pakan ternak yang dipimpin oleh Dr. Agus Budiarto.

Terpantau, pakan ternak yang diolah diambil dari jerami padi, batang dan daun jagung, rumput, dedak padi serta hijauan lainnya yang difermentasi dengan EM4. Para petani dan mahasiswa dari Fakultas Peternakan UB dan Fakultas Peternakan Undana dilibatkan langsung dalam pengolahan pakan tersebut.
Kegiatan tersebut dihadiri mahasiswa Fakultas Pertanian dan Fakultas Peternakan Undana dan UB.

Dikutip dari Prasetya Onliene, pengembangan jagung hibrida Nusa 01 Universitas Brawijaya ini menjadi bagian penting dari upaya akselerasi dan perluasan hilirisasi teknologi dalam Program Matching Fund. Berbagai teknologi yang dihilirisasi oleh tim MF UB-UNDANA termasuk Teknologi Penangkaran Benih Jagung Unggul Hibrida UB (TPB), Teknologi Budidaya Jagung Efisien Ramah Lingkungan dan Pascapanen (TBP), Teknologi Pupuk Organik (TPO), Teknologi Pakan Ternak (TPT), dan Teknologi Digitalisasi Ekosistem (TDE) pada program TJPS.

Tujuan utama kegiatan ini adalah untuk mencapai kemandirian benih jagung dan efisiensi saprodi khususnya pupuk, serta teknologi informasi yang mendukung akselerasi program TJPS-PK. Pulau Timor dipilih sebagai sentra benih jagung unggul yang akan berkontribusi pada kemandirian pangan dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di seluruh wilayah NTT.

Kolaborasi antara UB, UNDANA, Pemprov NTT, dan Pemda Kabupaten Kupang bertujuan untuk penguatan ekosistem hulu-hilir program TJPS melalui hilirisasi teknologi produksi benih jagung hibrida UB, pupuk organik, pakan ternak, dan digitalisasi sistem informasi agar target TJPS dapat tercapai tepat waktu.

Respon peserta, termasuk Pemprov NTT dan Pemda Kabupaten Kupang, sangat positif terhadap upaya hilirisasi teknologi Produksi Benih Jagung Hibrida UB, Teknologi Pascapanen, dan Digitalisasi Ekosistem TJPS-PK oleh tim Matching Fund dan Mahasiswa Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dari Universitas Brawijaya dan Universitas Nusa Cendana.(epy)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *