Inovasi Budidaya Padi, Komitmen Universitas Brawijaya Berdayakan Petani di Nagekeo Melalui Program PDP

Penulis : Sipri Klau

Mbay, jurnal-NTT.com – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mewujudkan kemudahan sinergi kontribusi Perguruan Tinggi dengan komersialisasi mitra melalui Platform Kedaireka dengan Program Dana Padanan (PDP).

Prof. Dr. Ir. Agus Suryanto, MS. merupakan salah satu insan perguruan tinggi dari Universitas Brawijaya yang berkolaborasi dengan Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (BP4D) serta Dinas Pertanian Kabupaten Nagekeo, Provinsi NTT dalam memberdayakan petani padi.

Petani di Nagekeo didampingi dalam budidaya padi menggunakan inovasi yang dimiliki oleh tim dari universitas Brawijaya. Kegiatan pendampingan ini dilakukan mulai tanggal 20 Juni 2024 – 25 Juni 2024.

Pendampingan budidaya padi dilakukan di 20 hektar sawah petani yang ada di beberapa wilayah di Kabupaten Nagekeo. Pendampingan ini bertujuan dalam meningkatkan produksi padi di Nagekeo yang awalnya hanya 4 ton/ha, menjadi standar produksi padi nasional sebesar 5,5 ton/ha.

Prof. Dr. Ir. Agus Suryanto, MS. sebagai ketua program PDP Universitas Brawijaya meyakini bahwa teknis budidaya adalah ujung tombak produksi padi. Budidaya yang tepat dan dilakukan petani memiliki peran dalam terwujudnya produksi yang ditargetkan.

“Budidaya yang tepat adalah budidaya yang efektif dan efisien, dengan mempertimbangkan faktor internal maupun eksternal. Nagekeo memiliki potensi daam produksi padi, maka harus didampingi bagaimana dalam mewujudkan hal tersebut. Kelengkapan sarana prasarana dan kelembagaan yang solid sangat berkontribusi,” kata Agus.

“Inovasi dalam budidaya padi yang kami coba terapkan memang lebih detail dan belum pernah diterapkan disini, namun kami yakin target produksi bisa dicapai apabila semua elemen mampu berkontribusi secara nyata dalam mewujudkan Nagekeo produksi padi 5,5 ton/ha. Kami civitas akademika juga tidak bekerja sendiri, namun melibatkan konsorsium dengan Universitas Nusa Cendana Kupang dalam pelaksanaan program PDP serta mahasiswa program merdeka belajar kampus Merdeka (MBKM) yang menjadi pendamping lapang di Nagekeo.” papar Agus.

Inovasi yang diterapkan adalah penggunaan sistem jajar legowo pada padi, dimana sistem tanam ini dilakukan untuk memaksimalkan jumlah tanaman dengan merekayasa jarak tanam sehingga akan memperbanyak cahaya matahari yang masuk ke setiap rumpun tanaman padi.

Selain itu inovasi lain seperti mulsa juga diterapkan dalam budidaya guna mengurangi kehilangan air akibat suhu tinggi. Prof. Dr. Ir. Agus Suryanto, MS. dan tim juga menggandeng tenaga ahli dalam pelaksanaan pendampingan,

“Saat ini 14 hektar, tanaman padi sudah tertanam dan masuk dalam waktu pemupukan. Pemupukan pun juga dihitung secara efisien sehingga tidak berlebihan dan menjadi residu dalam tanah. 6 hektar sawah yang lan saat ini baru selesai tanam, sehingga 3 bulan ke depan kita akan melihat hasil dari inovasi yang kita terapkan. Penyuluh pertanian dan tim dari Bapedda terus mengawal jalannya budidaya, sehingga semua aspek terpenuhi dengan baik”, jelas Agus.

Prof. Dr. Ir. Agus Suryanto, MS. dan tim juga melakukan monitoring kegiatan baik di lapang maupun administrasi sesuai dengan tanggung jawab kepada negara. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir adanya hal-hal yang tidak diinginkan serta memberikan pandangan untuk pencegahan preventif apabila diharuskan. Pada akhirnya inovasi yang dilakukan diharapkan berdampak pada petani lain di Nagekeo, sehingga semua petani dapat berdaya sesuai dengan harapan seluruh tim baik dari insan perguruan tinggi, mitra serta Kementerian.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *