Sang Pahlawan Keluarga Itu Telah Pergi

BERITA3 Dilihat

Betun, jurnal-NTT.com- Keluarga besar Dr. Simon Nahak, S.H., M.H., Bupati Kabupaten Malaka kehilangan sosok pahlawan keluarga, Ayahanda tercinta Marselinus Taek yang telah berpulang ke pangkuan Sang Empunya kehidupan pada usia 88 tahun, hari Minggu jam 01.15 WATENG.

Marselinus Taek, Pria kelahiran 1 Juli 1933 di Weulun, Kabupaten Malaka, Provinsi Nusa Tenggara Timur adalah seorang pekerja keras yang sangat terkenal sebagai petani tembakau. selain itu, padi, jagung, kacang, kelapa, ubi kayu dan sayur-sayuran, juga dikenal sebagai peternak ayam, babi dan sapi.

Memiliki 8 orang anak mendorong Almarhum Marselinus Taek untuk menanamkan kedisiplinan bagi anak-anaknya dan menekankan gaya hidup sederhana serta taat beragama. “Ayah selalu ajak saya dan adik-adik ke Gereja untuk mensyukuri setiap kebaikan yang Tuhan berikan”, ujar Bupati Simon Nahak yang juga merupakan anak sulung dari 8 bersaudara.

Bupati Simon Nahak menuturkan cita-cita Ayah Almarhum Marselinus Taek adalah semua anaknya harus sekolah tinggi, harus bekerja dulu baru nikah, jaga tata krama, etika dan budaya, taat adat, agama, dan jangan menipu sesama. Almarhum juga berpesan jika suatu saat menikah dan punya anak, ketika anak melakukan kesalahan, tegurlah dengan sopan dua sampai dengan tiga kali jika tidak taat baru kasih rotan.

“Ayah itu orangnya sangat disiplin selama hidup selalu bangun jam 5 pagi. Papa selalu hidup jujur, kerja keras, tidak suka bicarakan atau bahas masalah orang lain. karena Ayah selalu bilang jangan omong orang karena hidup kita tidak sempurna. harus jalani hidup dengan rendah hati, suka menolong”, Cerita Bupati Simon Nahak.

Satu hal yang paling tidak disukai adalah berhutang (pinjam uang kepada bank atau kepada orang lain) karena ada prinsip Ayah: “hau kakara hai kusu osan ook nia tan osan ook nia kalan kabuk loron nahoa” artinya saya tdak suka pinjam uangmu yang malam hamil besok melahirkan (tidak suka meminjam karena uangmu berbunga”.Red)

Ayah selalu mengajarkan kami anak-anak agar tidak berkelahi antar bersaudara, harus bertanggungjawab dalam hidup, harus bergaul dengan banyak teman, menolong sesama, khususnya saya sebagai anak Sulung (anak pertama) Ayah sering pesan kepada saya jaga adik-adikmu.

Sebagai pahlawan dalam keluarga, almarhum Marselinus adalah sosok yang sangat kuat, pekerja keras, dan sebagai tokoh panutan bagi anak-anaknya. Ia selalu membanggakan anak-anaknya, selalu memuji anak-anak, dan memberi dukungan kepada anak-anak untuk maju.

“Saya teringat beberapa kali Ayah mengajak saya sebagai putra sulung mendapatkan uang dengan jualan tembakau dengan berjalan kaki dari Kampung Weulun ke Ayo Tupas, Oinlasi, TTS ke Oelolok, Maubesi, Kota Kefa TTU sampai saya menyelesaikan SMP di St. Fransiskus Xaverius Kefamenanu”, tutur Simon Nahak.

“Ayahku adalah Pahlawanku yang telah menempa diriku untuk menjadi pribadi yang disiplin, tekun dan pantang menyerah dalam menghadapi badai kehidupan. Saya bersyukur kepada Tuhan, Leluhur, alam semesta karena saya cukup lama merantau di Bali tapi di saat akhir hidup ayah, saya masih bisa menjaganya dan bahkan ayah masih menyaksikan saya dilantik jadi Bupati Malaka, menyaksikan perkawinan cucu pertama bernama Anastasia Maria Prima Nahak, S.H.,MKn anak pertama saya dengan istri drg. Maria M. Nahak, M., BioMed”, ungkap Simon Nahak.

Sebagai anak, tentunya saya bersama adik-adik telah berusaha keras untuk kesembuhan ayah. Mulai dari ayah operasi prostat, katarak, terakhir jantung membengkak, TBC. Sesungguhnya Ayah sudah lama sakit sejak tahun 2015 dan seingat saya 2 tahun setelah saya tamat S3 tahun 2013, ayah sakit berat pertama pada tahun 2015 dan berobat di Rumah Sakit Atambua, lalu mengalami kesembuhan. Kemudian sakit lagi berobat ke Bali, setelah sembuh tinggal beberapa waktu di Bali karena sudah kuat maka diterbangkan kembali ke Malaka.

Di Malaka, ayah sakit lagi dan dibawah ke Rumah Sakit Prof Yohanes Kupang, dan ia pun mengalami kesembuhan. Setelah kembali ke Malaka, ayah sakit lagi dan bolak balik Rumah Sakit Siloam Kefa dan sembuh lagi, bahkan saat PILKADA-pun sempat sakit-sakit kembali tapi sembuh lagi, dan mulai awal oktober 2021, 2 kali masuk RSPP Betun pertama sempat sembuh kemudian hari senin minggu ini masuk dan saya mengetahui sakitnya berat dan serius.

Dalam kondisi ini, Ayah Perang melawan dan menahan sakit. Pada senin dan selasa, saya menjenguknya dan melihat mata ayah tidak bersinar lagi, saya merasa ayah tidak kuat lagi. 3 hari lalu tepatnya hari Kamis saya dan adik keempat bernama Eduardus Bria Taek putuskan untuk menjemput Romo Deken untuk berikan minyak suci.

Setelah itu kondisi ayah mulai menurun, kemarin sekitar jam 3 sempat koma saat saya berada disampingnya, kemudian kuat lagi, namun kondisi mulai drop hingga hari Minggu jam 01.15 ayah kehabisan napas, diam tidak bernapas dan tidak berkata lagi untuk selamanya karena Tuhan telah memanggil ayah.

Terima kasih banyak kepada semua keluarga basodara yang telah mendoakan dan membantu ayah selama sakit khususnya atas kecekatan adik Maria Luruk Taek yang sangat gigih tanpa kenal lelah mendampingi ayah selama sakit kapan dan di manapun.

Kepada semua pihak jika selama ayah hidup pernah berhutang kepada siapapun silahkan hubungi kami anak-anak nya guna kami mengembalikan. Terima kasih Tuhan Yesus, Bunda Maria para Kudus memberkati Amin

Kepulangan ayahanda kepangkuan sang Khaliq meninggalkan istri tercinta dan 8 orang anak antara lain:
1. Dr. Simon Nahak, S.H., M.H.
2. Louk Taek belum sempat dipermandikan meninggal
3. Marius Seran Taek
4. Eduardus Bria Taek
5. Balatasar Taek
6. Maria Luruk Taek, Spd
7. Thresia Hoar Taek, Spd
8. Yanuarius Nahak Taek, S.H.,
M.H. (Ollchan)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *