Oelamasi, jurnal-NTT.com – Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIKUM) Prof.Dr.Yohanes Usfunan, SH.MH kembali melepas 39 sarjana angkatan kedua. Menariknya, dalam wisuda angkatan kedua ini ada seorang wisudawan yang bergelar profesor yakni Prof.Dr.Simon Sabon Ola, M.Hum dari Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang.
Dalam sambutannya, Direktur STIKUM, Prof.Dr.Yohanes, Usfunan, SH.MH, mengatakan, STIKUM yang didirikannya lebih mengutamakan kualitas. Karena itu STIKUM selalu menerapkan pola ujian yang sama dengan ujian S3. Ujian mahasiswa di STIKUM disamakan dengan pola ujian pada mahasiswa S3.
Ujian mahasiswa STIKUM diselenggarakan secara lisan. Dosen mengajukan pertanyaan secara lisan dan mahasiswa menjawab secara lisan pula.
“Ujian kebanyakan dilakukan secara lisan melalui presentase makalah dan ada juga yang ujian langsung. Maksudnya betul-betul menyiapkan kader. Ujian pola S3 kita terapkan disini. Dia (mahasiswa) presentase tanpa teks dan tanya jawab. Saya ingin kader-kader STIKUM ini berkualitas. Kami sekolah swasta tapi soal bersaing, kami sama dengan negeri”, ungkapnya.
Menurutnya, pola ujian lisan yang diterpakan tersebut sangat disenangi mahasiswa STIKUM.
“Kami sekolah swasta tapi soal bersaing kami tidak kalah dengan sekolah negeri. Tidak boleh ada standar di bawah itu. Dan para mahasiswa ini senang kuliah di sini (di STIKUM). Bahkan ada Profesor Simon Sabon Ola yang kuliah di STIKUM. Ada juga polisi, pengacara, wartawan. Dan inilah mimpi saya”, jelasnya.
Menurutnya, kualifikasi dosen STIKUM tidak kalah dari universitas negeri lainnya. Di STIKUM, lanjutnya ada dosen bergelar S2 namun saat memberi kuliah, para dosen S2 tersebut selalu didampingi dosen yang berkualifikasi S3 dan profesor.
“Saya tidak main-main soal kualitas. Karena saya datang dari universitas ternama jadi saya harus jaga kualitas itu”, katanya.
Perwakilan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) wilayah XV, Nina Bere mengatakan, perkembangan teknologi digital yang sangat pesat membawa revolusi industri 4.0 yang membuat perubahan besar dalam berbagai bidang. Buktinya, banyak pekerjaan yang digantikan oleh robot dan teknologi. Banyak pekerjaan baru yang tidak pernah terpikirkan bermunculan. Sebab itu menurutnya, jika lembaga pendidikan tinggi tidak beradaptasi maka perguruan tinggi tersebut akan kehilangan relevansinya dan ditinggalkan mahasiswa.
Sementara itu, Religius Usfunan, perwakilan orang tua wisudawan, mengatakan, wisuda angkatan kedua tersebut semakin meyakinkan orang tua dan masyarakat akan eksistensi STIKUM Prof.Dr.Yohanes Usfunan, SH.MH.
Upaya yang dilakukan pengelola STIKUM untuk melahirkan sarjana-saejana hukum yang tangguh dan dapat menghadapi tantangan global bukan saja menjadi kebanggaan STIKUM semata tapi juga orang tua dan masyarakat NTT pada umumnya.
Dalam sambutannya, Wakil Bupati Kupang, Jerry Manafe, mengatakan, STIKUM memiliki visi dan misi yang luar biasa untuk daerah. Namun tidak diperhatikan oleh pemerintah.
Chris Bani, perwakilan wisudawan berjanji akan menjaga nama baik STIKUM seperti menjaga nam baik ibu kandungnya. Ia juga berjanji akan segera membentuk alumni STIKUM Prof.Dr.Yohanes Usfunan, SH.MH. (epy)