So’e,Mensanews.com– Perhatian dan kecintaan Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi NTT, Julie Sutrisno Laiskodat terhadap tenun ikat di NTT sangat luar biasa. lewat program Tenun Ikat Masuk Sekolah (TIMS) bukan hanya memberikan modal kepada siswa, tetapi juga membeli hasil dari tenun ikat yang dikerjakan oleh siswa SMAN Tobu.
Istri Gubernur NTT ini telah membangun berbagai terobosan strategis untuk melestarikan warisan intelektual para leluhur Ini . Semenjak memimpin Dekranasda NTT, Julie Laiskodat telah merintis berbagai program. Salah satunya adalah program Tenun Ikat Masuk Sekolah .
Program Tenun Ikat Masuk Sekolah adalah Pendidikan Vokasi yaitu pendidikan mengacu kepada penguasaan keahlian terapan tertentu.
Berkenaan dengan pendidikan vokasi tersebut, Julie Laiskodat mengunjungi Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri Tobu, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Rabu, 01/12/2021. SMA Negeri Tobu merupakan salah satu sekolah di NTT yang sudah menerapkan pendidikan Vokasi. Salah satunya salah program menenun dan kewirausahaan.
Pada kesempatan itu Anggota DPR RI dari Fraksi Nasdem ini menyerahkan bantuan alat menenun serta membeli hasil karya tenun ikat yang dikerjakan oleh siswa SMA Negeri Tobu. Bantuan tersebut kata Julie Laiskodat sebagai dukungan terhadap pelestarian warisan intelektual leluhur. Ia mengatakan selama ini tenun ikat dominan dikerjakan oleh mama-mama dikampung.
Dijelaskannya Untuk melestarikan tenun ikat perlu dilakukan regenerasi kepada para pelajar pada pendidikan menengah. Dengan menggandeng dinas pendidikan dan kebudayaan provinsi NTT, Dekranasda NTT membuat program pendidikan vokasi tenun ikat di sekolah-sekolah yang berada dibawah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT.
” Program Tenun masuk sekolah adalah bagaimana mendorong kaum milenial yaitu para pelajar untuk mencintai tenun ikat sebagai warisan leluhur. Ini adalah inovasi Dekranasda NTT bekerjasama dengan Dinas Pendidikan dan kebudayaan provinsi NTT. Selama ini para penenun lebih banyak dikerjakan oleh mama-mama. Dengan program ini menenun bisa diregenerasikan kepada para pelajar,” ujarnya.
Dengan demikian kata Julie Laiskodat, menenun bisa lestari sepanjang masa karena sudah masuk dalam kurikulum sekolah sebagai pembelajaran vokasional untuk penguatan kurikulum lokal.
Kehadiran Julie Sutrisno Laiskodat di SMA Negeri Tobu juga bertepatan dengan ulang tahun sekolah dan pelantikan pengurus OSIS serta panen perdana Ikan Lele dan Ikan Lele. Kehadiran sosok yang akrab disapa Bunda Julie ini memberi energi baru bagi masyarakat setempat, para siswa dan para guru. Turut hadir pada kesempatan itu Asisten II Setda TTS, Camat Tobu serta perangkat desa setempat.
Sementara itu Kepala Bidang Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan dan kebudayaan Provinsi NTT, Mathias M. Beeh, S.ST.Par yang turut mendampingi Julie Sutrisno Laiskodat mengatakan Program Tenun Masuk Sekolah digagas oleh Julie Laiskodat semenjak tahun 2019. Program tersebut kata dia bertujuan untuk mengajarkan para pelajar sekolah menengah untuk memiliki keahlian tertentu.
“Program kolaboratif ini yang kita dorong ketika Bunda Julie merintis bagaiman tenun ikat masuk sekolah. Oleh karena itu selaku dinas teknis kita mendorong lewat surat edaran untuk percepatan untuk masuk kurikulum muatan lokal atau sejenisnya pada tingkatan sekolah menengah atau kejuruan,” jelas Mathias.
Terobosan Julie Sutrisno mengatakan kata dia saat ini sudah berjalan dan sudah terlihat hasilnya tidak hanya di SMK tapi juga di SMA. Hasilnya kata dia langsung dibeli oleh Julie Laiskodat sebagai ketua Dekranasda NTT.
” Jadi Tidak hanya di SMK-SMK saja. Di SMA juga sudah mulai dilakukan proses pembelajaran yang berbasis produk. Ini terobosan yang luar biasa dari Bunda Julie dimana Beliau melihat bahwa kegiatan menenun lebih banyak dilakukan oleh para orang tua. Ketika didorong dalam pembelajaran vokasional, para siswa atau kaum milineal diajak untuk mencintai dan melestarikan warisan intelektual para leluhur,” ujar Mathias
Ia mengatakan perhatian Julie Laiskodat memberi bantuan alat tenun, benang dan membeli hasil tenun merupakan apresiasi yang luar biasa atas kerja yang sudah dilakukan oleh para siswa.