Bupati Malaka Siap Wujudkan Beras Nona Malaka

BERITA2 Dilihat

Betun,, jurnal-NTT.com – “Bupati Malaka Dr. Simon Nahak, S.H., M.H., menegaskan tetap prioritas untuk meningkatkan hasil panen”. kenapa harus ada beras Brand Nona Malaka, harus ada Brand kacang lakateu, Kenapa harus ada Brandnya Madu malaka, kripik pisang brand Malaka, kenapa jagung mungkin bisa brandnya jagung mewa? Karena semua itu adalah goldnya brand dan kita bisa buatkan Narasinya.

“Malaka harus punya merk yang terkenal, sehingga ketika orang menjual beras, harus ada label Malaka, kalau mau beli madu asal dari Timor harus ada brand madu malaka dan kita akan buatkan Hakinya, termasuk kain inipun saya lagi berjuang supaya memiliki brand Malakanya, ungkap Bupati Simon.

Sambung Bupati Simon, jadi tidak sembarangan. Itu yang kita harus cari, dan brand itu kita harus bermerk standar international. Orang mau makan ikan juga mesti makan ikan Malaka.

Ketika ditanya soal kesiapan Pemda terkait hal ini, Bupati Simon menjelaskan, soal lahan kita sudah siap, tidak perlu buat lahan baru. Akan tetapi lahan milik masyarakatlah yang kita berdayakan. Hanya sekarang pemerintah fokus untuk bangun rumah produksi menjadi satu paket. Kalau rumah produksi sudah ada, tinggal pelaksanaannya saja.

“Kemarin Dolok sudah mau MoU dengan saya mereka juga siap untuk market, mereka juga siap untuk membantu varian baru jadi suportnya. Tentunya saya tidak main-main di Malaka, tetapi saya akan bermain di Jakarta untuk memuluskan semua rencana ini”, ujarnya

“inikan kita tidak pernah memprediksi bahwa begitu saya dilantik harus ada bencana Seroja (serangan Roh Jahat) namanya juga bencana jadi kita harus hadapi, kita harus berdamai dengan diri, berdamai dengan keluarga, berdamai dengan sesama, berdamai dengan alam sekitar. Tidak apa-apa kita hadapi pasti ada solusinya”, tutur Bupati Simon

Untuk kaum muda milenial, Dirinya punya program agar ade-ade saya yang milenial yang aktif untuk mengelolah semua lahan, saya ingin ke depannya setiap desa mesti miliki satu pendamping. Jadi adik-adik saya yang tamatan pertanian, atau bertani, itu juga harus ada atensi dari pemerintah dan itu akan membuat mereka semangat. Satu desa satu pendamping.

“Menghadapi era perdagangan bebas ditunjang dengan kecanggihan dunia digital ini, brand yang kita miliki mesti mendapat pengakuan dan perlindungan HAKI-nya. Ini segera diurus oleh Bupati melalui Dinas terkait”, tutup Bupati Simon.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *