Nagekeo,jurnal-NTT.com – Universitas Brawijaya dan Universitas Nusa Cendana transfer teknologi dan pengetahuan budidaya padi di Kabupaten Nagekeo, Provinsi NTT.
Kegiatan transfer teknologi dan pengetahuan budidaya padi tersebut dilaksanakan melalui Program Dana Padanan Tahun 2024.
Melalui kegiatan transfer teknologi dan pengetahuan tersebut diharapkan dapat mengoptimalkan potensi besar lahan sawah di wilayah Nagekeo.
Selama ini, lahan sawah di Nagekeo masih dikelola secara konvensional, sehingga produktivitasnya tidak mengalami peningkatan yang signifikan.
Secara geografis, NTT memiliki tantangan tersendiri dengan curah hujan yang rendah, yakni paling sedikit 5 mm/hari. Kondisi ini menyebabkan wilayah tersebut rentan terhadap kekeringan. Oleh karena itu, penggunaan sistem tanam yang tepat sangat diperlukan untuk meningkatkan produktivitas padi.
Pendampingan yang dilakukan mencakup beberapa tahapan, yaitu:
Penyiapan lahan, bibit, dan sarana prasarana pendukung: Tahap awal ini bertujuan untuk memastikan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam budidaya padi siap digunakan.
Pengukuran jarak tanam di lahan: Langkah ini penting untuk menentukan pola tanam yang optimal guna mendapatkan hasil maksimal.
Penanaman dengan sistem tanam jajar legowo/SRI: Metode tanam jajar legowo atau System of Rice Intensification (SRI) diterapkan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan lahan dan air.
Perawatan tanaman padi: Pemeliharaan rutin dilakukan untuk memastikan tanaman tumbuh dengan baik dan bebas dari hama serta penyakit.
Panen: Tahap akhir dalam siklus budidaya padi yang menjadi penentu keberhasilan seluruh rangkaian kegiatan sebelumnya.
Sistem Tanam Jajar Legowo dan System of Rice Intensification (SRI) merupakan dua metode penanaman padi yang telah terbukti efektif meningkatkan produktivitas dan efisiensi lahan serta air.
Sistem Tanam Jajar Legowo adalah pola tanam yang menempatkan tanaman padi dengan jarak tertentu, menciptakan lorong atau jalur yang kosong setiap beberapa baris tanaman. Sistem ini memiliki beberapa keunggulan:
1. Penempatan Baris: dalam pola tanam jajar legowo, pola yang digunakan adalah 2:1, yang berarti dua tanaman padi diikuti oleh satu baris kosong.
2. Peningkatan Penyerapan Sinar Matahari: Lorong kosong antara barisan tanaman memungkinkan sinar matahari masuk lebih banyak, yang membantu fotosintesis tanaman.
3. Aksesibilitas: Lorong kosong mempermudah akses petani untuk melakukan perawatan, seperti pemupukan dan pengendalian hama, tanpa merusak tanaman.
4. Ventilasi yang Lebih Baik: Pola tanam ini meningkatkan sirkulasi udara di antara tanaman, yang dapat mengurangi kelembaban dan risiko penyakit tanaman.
System of Rice Intensification (SRI) adalah metode penanaman padi yang menekankan pada beberapa prinsip dasar untuk meningkatkan produktivitas tanaman padi dengan input yang lebih sedikit. Prinsip-prinsip utama SRI meliputi:
1. Penanaman Benih Muda: bibit padi ditanam pada usia yang sangat muda, biasanya 8-12 hari setelah semai. Hal ini membantu mengurangi stres pada tanaman dan meningkatkan pertumbuhan akar.
2. Jarak Tanam Lebih Lebar: tanaman padi ditanam dengan jarak yang lebih lebar daripada metode konvensional, biasanya sekitar 25 cm x 25 cm. Jarak yang lebih lebar memungkinkan akar berkembang lebih luas dan mendapatkan lebih banyak nutrisi.
3. Pengelolaan Air Secara Intermiten: SRI mengadopsi metode pengairan secara terputus-putus atau intermiten, yang berbeda dari metode konvensional yang terus-menerus membanjiri sawah. Pendekatan ini mengurangi penggunaan air dan meningkatkan aerasi tanah.
4. Penggunaan Bahan Organik yakni SRI mendorong penggunaan pupuk organik untuk meningkatkan kesuburan tanah dan kesehatan tanaman.
5. Penyiangan Manual yakni penyiangan dilakukan secara manual menggunakan alat sederhana untuk menghilangkan gulma dan menggemburkan tanah di sekitar tanaman.
Manfaat Penggunaan Jajar Legowo dan SRI
Menggabungkan kedua sistem ini dalam budidaya padi di Nagekeo akan memberikan berbagai manfaat:
6. Peningkatan Produktivitas yakni dengan penerapan metode jajar legowo dan SRI, hasil panen padi dapat meningkat signifikan.
7. Efisiensi Penggunaan Air: dalam sistem pengelolaan air pada SRI membantu menghemat air, yang sangat penting mengingat curah hujan yang rendah di NTT.
8. Kesehatan Tanaman yang Lebih Baik yakni kombinasi kedua metode ini dapat meningkatkan kesehatan tanaman dan mengurangi risiko penyakit serta serangan hama.