Soe,jurnal-NTT.com – Ahli Bidang Agroindustri dan Rekayasa Proses Universitas Brawijaya (UB), Prof.Dr.Ir.Susinggih Wijana, MS, melaksanakan Program Pendampingan Pengembangan Kuliner Tradisional Khas Nusa Tenggara Timur (NTT) melalui Program Dana Padanan (PDP) 2024, di Kabupaten TTS, Provinsi NTT, Sabtu (6/07/2024).
Dalam penyampaiannya, di hadapan Kelompok Tani Tunas Muda yang berlokasi di Desa Oebobo, Kecamatan Batu Butih, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Prof Susinggih mengatakan, kuliner tradisional merupakan bagian integral dari identitas budaya suatu daerah.
Menurutnya, program pendampingan pengembangan kuliner tradisional khas NTT tersebut dilaksanakan dengan tujuan untuk melestarikan dan mempromosikan warisan kuliner lokal NTT.
Prof Susinggih menjelaskan, melalui program pendampingan pengembangan kuliner tradisional khas NTT tersebut, UB ingin membantu masyarakat dengan cara melestarikan dan mengembangkan potensi kuliner tradisional NTT agar dapat dikenal lebih luas dan memberikan dampak ekonomi yang positif.
Program pendampingan pengembangan kuliner tradisional Khas NTT ini, lanjut Prof Susinggih, meliputi berbagai kegiatan, antara lain: pertama, Pendampingan Produksi Kuliner Tradisional yakni memberikan pendampingan secara intensif kepada para pelaku usaha kuliner lokal serta Unit Pengolah Hasil tentang teknik produksi kuliner tradisional khas NTT, dengan penekanan pada penggunaan bahan-bahan lokal dan metode pemasakkan sederhana agar mudah diaplikasikan.
Kedua, Inovasi Menu yakni mengembangkan variasi menu tradisional dengan sentuhan modern tanpa menghilangkan keaslian rasa dan cara penyajian.
Ketiga, Manajemen Usaha Kuliner yakni memberikan bimbingan tentang manajemen usaha kuliner, termasuk aspek pemasaran, pengemasan, dan distribusi produk kuliner tradisional.
Kegiatan program pendampingan pengembangan kuliner tradisional khas NTT ini dihadiri Kelompok Tani Tunas Muda yang berlokasi di Desa Oebobo, Kecamatan Batu Butih, Kabupaten Timor Tengah Selatan.
Kegiatan tersebut dihadiri juga oleh perwakilan pemerintah daerah, pelaku usaha kuliner lokal, anggota UPH jagung, serta masyarakat setempat yang antusias mengikuti program ini.
Peserta kegiatan pendampingan pengembangan kuliner tradisional yang terdiri dari pelaku usaha kuliner lokal, kelompok tani, dan generasi muda NTT menyambut baik program ini.
Peserta kegiatan berharap dapat mengembangkan keterampilan dan pengetahuan mereka dalam mengelola usaha kuliner tradisional.
Program ini mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Provinsi NTT, sehingga harapannya pemerintah daerah dapat berkontribusi dalam mempertahankan keberlanjutan produksi kuliner tradisional dan memperluas jaringan pasar.
Selain itu, Prof Susinggih selaku ketua pengusul PDP tahun 2024 juga berharap program ini dapat menjadi model yang dapat diterapkan di daerah lain untuk melestarikan dan mengembangkan kuliner tradisional Indonesia.
“Dengan adanya sinergi antara akademisi, pemerintah, dan masyarakat, diharapkan kuliner tradisional NTT dapat semakin dikenal dan diapresiasi, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di kancah internasional”, pungkasnya.